Karena Kanker Darah Kondisi Rafli Makin Lemah, Harus Bolak Balik IGD

Orang tua mana yang tak sedih mendapati anak mereka divonis kanker darah oleh dokter. Hal ini dirasakan Nasruloh, ayah Rafli (3 tahun). 

Menurut Nasruloh, saat baru lahir Rafli dalam kondisi sehat dan normal. Awal gejala yang dialami Rafli adalah mimisan di hidung. Darah yang mengucur dari hidung tanpa henti hingga 3 hari lamanya. Kemudian disusul oleh munculnya lebam di kaki dan badan Rafli.

“Wajah juga mulai memucat. Hal ini terjadi saat sebelum Ramadhan tahun ini (2022),” ungkap Nasruloh. 

Rafli kemudian dicek di RSUP M. Djamil Padang. Dokter menyebutkan bahwa Rafli didiagnosis “Acute Lymphobiastic Leukaemia” atau yang disebut juga dengan Kanker Darah. 

Rafli pun dirujuk ke Rafli ke RS Kanker Dharmais Jakarta untuk menjalani kemoterapi. Sesuai anjuran dokter, Rafli harusnya menjalani kemoterapi sebanyak 17 kali selama 17 pekan, namun karena kondisi Rafli yang sering mendadak drop hingga terjadi mimisan dan demam tinggi, Rafli baru menjalani 6 kali kemoterapi. 

Pada Jum’at atau tanggal 28 Oktober 2022, Rafli mengalami kondisi terburuknya. Kemoterapi lanjutan yang dijalani selama ini ternyata gagal dan harus diulang prosedurnya dari awal lagi. Rafli segera dibawa ke RSUP DR. M. Djamil Padang, dan masuk ke ruangan IGD karena Rafli mengalami pendarahan yang tak henti hentinya. 

Darah yang keluar dari hidung dan telinga mengharuskan Rafli menerima donor darah. Dia sudah menerima darah donor sebanyak 6 (enam) kantong dan kondisinya sedikit membaik meski selang infus masih bercokol di kaki mungilnya. 

TemanBaik, kemoterapi adalah satu-satunya harapan Rafli untuk bisa melanjutkan hidup. Namun biaya yang dibutuhkan cukup besar. Sang ayah yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani belum mampu untuk mencukupi kebutuhan medis Rafli. 

Kondisi Rafli yang selalu drop membuat orang tua Rafli terus-terusan bolak balik ke IGD. Yuk bantu Rafly dengan Klik tombol donasi sekarang.