Panggilan Mendesak

camp
Pendidikan

Donasi Perlengkapan Sekolah di Pedalaman Papua

Ketika kita mendengar daerah Indonesia bagian Timur, betapa ‘gelap’ kita membayangkan kondisi di sana, akses jalan yang sulit, hingga sarana atau infrastruktur teknologi belum berkembang dengan baik. Belum lagi, tingkat pendidikan di sana masih sangat kurang. Kalau kita bedah satu persatu masalah Indonesia Timur tentunya tidak ada akan habisnya.Di tengah kerumitan masalah yang sampai kita bingung selesaikannya dari mana, Pak Ayub tergerak hatinya membuat inisiatif degan menjadi guru sukarela di salah satu sekolah Tolikara, Papua Barat. Sejak tahun 2018 beliau mendedikasikan hidupnya. Misi dia cukup sederhana, Pak Ayub ingin  anak-anak Papua bisa melihat jendela dunia melalui ilmu pengetahuan. Bagi dia, pendidikan adalah senjata yang ampuh untuk menghadapi dunia yang akan datang. Karena masyarakat sejatinya akan terus berubah, meskipun mereka tinggal sangat jauh dari ibukota.Di ruangan kelas yang terbuat dari balok kayu ini, terdapat puluhan anak yang menggantungkan cita-citanya. Mereka berharap, segala hal yang diajarkan oleh Pak Ayub mereka lebih bisa mengenal dunia lebih jauh, menjadi selayaknya manusia, dan bisa menjadi ‘cahaya’ bagi dirinya sendiri maupun orang disekitarnya.Melalui galang dana ini Pak Ayub dan puluhan anak-anak di sana mengajak #TemanBaik semua ikut menjadi bagian harapan mereka. Rencananya donasi yang terkumpul akan digunakan untuk membeli kebutuhan belajar dan fasilitas belajar seperti seragam, buku, dan sepatu.#TemanBaik bisa ikut kontribusi dengan cara:Klik “Donasi Sekarang”Isi nominal donasiPilih metode pembayaran, kalau ingin lebih praktis kamu bisa berdonasi dengan OVO, DANA, LinkAja, ShopeePay, GoPay, Sakuku, BRI E-Pay dan BCA Klik-Pay, atau kamu juga bisa berdonasi dengan cara transfer antar bank (BRI, Mandiri, BCA, BNI).Selain donasi #TemanBaik juga bisa bagikan link galang dana ini ke orang-orang terdekat supaya banyak yang ikut membantu. 
Dana terkumpul Rp 26.810.062
1 hari lagi Dari Rp 80.000.000
Donasi
camp
Pendidikan

Dukung Pegiat Literasi Menghadirkan Perpustakaan Keliling untuk Anak-Anak di Pedalaman NTB

Pak Asuddin berkeliling membawa buku untuk menumbuhkan minat baca anak-anak di pedalaman Nusa Tenggara Barat. Tanpa kenal lelah dia berkeliling meski mendapat rintangan jalanan yang terjal, motor tuanya mogok serta buku yang basah kuyup kehujanan. Namun semangatnya masih terus membara karena melihat anak-anak selalu antusias menyambut perpustakaan kelilingnya. Pak Asuddin (38 tahun) merupakan penggiat literasi sukarela untuk anak-anak di luar jam sekolah di pedalaman Nusa Tenggara Barat. Pak Asuddin biasanya berkeliling ke 3 desa, yaitu Desa Bayan, Desa Loloan dan Desa Karang Bajo. Jarak masing-masing ke sana bisa sampai 8 – 13 KM.Didasari kehidupan pribadi Pak Asuddin yang hanya mampu mengenyam pendidikan sampai bangku SMP saja, ia ingin anak-anak masih bisa terus belajar dengan membiasakan diri untuk membaca. Sudah 4 tahun Pak Asuddin menjadi pegiat literasi di Kec. Bayan, Kab. Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.Dalam kegiatannya, tentu banyak rintangan yang dihadapi pak Asuddin, seperti jalanan yang terjal, motor sering mogok karena sudah tua, kadang buku dan perlengkapan basah diguyur hujan karena tidak punya tenda memadai. Tapi, rintangan itu terobati dengan antusias anak-anak untuk membaca. Selain menjalani perpustakaan kelilingnya, Pak Asuddin menghidupi diri beserta anak istrinya dengan menjadi buruh tani. Ia mengabdikan dirinya untuk bekerja dan sebisa mungkin hasilnya juga terus dibagikan kepada anak-anak di pedalaman NTB melalui perpustakaan kelilingnya.Perjuangan Pak Asuddin dalam membantu menumbuhkan minat baca anak-anak di pedalaman NTB tentu sangat mengagumkan. Di tengah keterbatasannya, pak Asuddin tetap peduli dengan pendidikan serta kehidupan anak-anak lain. TemanBaik, ayo bantu pak Asuddin untuk miliki fasilitas yang memadai agar perpustakaan kelilingnya bisa lebih banyak menebar kebermanfaatan. Pak Asuddin membutuhkan kendaraan motor roda 3 untuk perpustakaan kelilingnya hingga bahan-bahan untuk pembangunan perpustakaan serta penunjang perpustakaan seperti buku cerita dan juga laptop.  Yuk berjuang bersama pak Asuddin dengan berdonasi, caranya klik Donasi Sekarang di bawah ini!
Dana terkumpul Rp 6.891.244
1 hari lagi Dari Rp 45.000.000
Donasi
camp
Pendidikan

Nadia Terkendala Biaya Mewujudkan Cita-cita

“Aku bercita-cita menjadi geomatika surveyor berkualitas, Aku ingin sukses  agar kelak bisa membantu orang tuaku dan membiayai sekolah adik-adikku. Aku tidak ingin adikku merasakan apa yang aku rasakan, menunggak uang sekolah dan terhambat kegiatan belajarnya.” Halo kak, namaku Nadia Shyfa Khoerunnisa (17 thn), aku anak pertama dari 3 bersaudara. Saat ini aku sekolah kelas 3 di SMK Adi Sanggoro, Dramaga, Bogor. Aku sekolah jurusan jurusan geomatika surveyor, karena aku suka belajar tentang pemetaan bumi.Aku sering terpilih untuk mengikuti perlombaan, karena aku termasuk siswa yang aktif di sekolah. Antusiasku untuk pendidikan sangat tinggi meski banyak kendala biaya yang harus kuhadapi, misalnya sering tidak punya ongkos untuk ke sekolah hingga tak punya handphone untuk mengirim tugas.Selain itu aku juga menunggak uang sekolah dan biaya lain yang menghambat kegiatan belajarku. Aku jadi telat membayar praktek kegiatan sekolah, praktek kerja lapangan, hingga menunggak bayar ulangan. Kadang banyak pikiran tiap ada kegiatan sekolah yang harus bayar.Sejak pandemi Covid-19, penghasilan ayahku menurun drastis hingga saat ini. Beliau bekerja sebagai karyawan di warung pecel lele yang penghasilannya rata-rata Rp90 ribu perhari. Selain itu, ayah juga mencari pekerjaan sampingan lainnya dengan menjadi pengemudi ojek di pasar.Melihat perjuangan orang tuaku, membuat semangatku tak pernah luntur. Apalagi ibuku sering menasehati agar aku tidak mudah menyerah, tidak takut untuk menggapai cita-cita dan tidak lupa untuk selalu berdoa.#TemanBaik, mari bantu Nadia agar bisa melanjutkan sekolah dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!
Dana terkumpul Rp 1.100.001
8 hari lagi Dari Rp 50.000.000
Donasi

Pilihan Campaign