Panggilan Mendesak

camp
Usaha Bisnis

Nekat Bangun Tempat Pangkas Rambut dari Bambu demi Bisa Kuliah

Dengan modal nekat, aku bangun usaha pangkas rambut seadanya. Aku mau memenuhi kebutuhan keluarga dan mengumpulkan biaya untuk kuliah.Hai TemanBaik!Aku Kosmas (22th) dari Desa Malata, Sumba Barat, NTT. Bangunan anyaman yang ada di belakangku ini, bukanlah toilet umum atau kandang ayam, melainkan tempat pangkas rambut.Bangunan tempat pangkas rambut itu cuma terbuat dari anyaman dan bambu, lantainya rusak, dan peralatan pangkasnya juga seadanya saja. Aku nekat membangun dengan modal seadanya, jadi masih banyak sekali kurangnya.Tapi mau gimana lagi? Tempat ini menjadi sumber penghasilanku dan mengadu nasib. Dengan pangkas rambut ini, aku bisa memenuhi kebutuhan keluarga, membiayai kuliah adikku, dan juga mengumpulkan uang untuk kuliah.Di sisi lain, kedua orang tuaku bekerja sebagai petani. Penghasilan yang aku dapat ini untuk membantu mereka juga, dalam memenuhi kebutuhannya. Mereka sudah terlalu tua untuk menanggung semua kebutuhan keluarga. Aku sebenarnya ingin memberikan jasa yang baik untuk setiap pelanggan, tapi apa daya harapanku terhalang sarana tempat yang tidak layak dan keterbatasan peralatan pangkas rambut. Sampai saat ini, aku masih belum punya modal untuk bisa memperbaiki usahaku, jadi aku harus berbesar hati mengalah dan mengurungkan niatku untuk bisa lanjut kuliah. Jalan dulu saja, lah.Kalau tempatnya sudah bagus dan banyak pelanggan, aku percaya nantinya semua kebutuhan keluarga termasuk uang kuliahku bisa terpenuhi.  TemanBaik, maukah dukung impian sederhanaku ini? Kalau TemanBaik mau membantu, bisa menyalurkannya dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini ya!
Dana terkumpul Rp 2.200.009
9 hari lagi Dari Rp 17.085.000
Donasi
camp
Usaha Bisnis

Berdayakan Puluhan Pengrajin Perempuan Desa Sukamulya - Bandung Barat, dengan Pelatihan Teknologi Tepat Guna

Hai TemanBaik. Para pengrajin bambu perempuan di Desa Sukamulya - Bandung Barat, harus menghadapi tantangan di mana banyak produk-produk impor berbahan plastik yang dijual murah. Produk tersebut pun sekarang tengah membanjiri pasar. Akibatnya, para pengrajin tradisional jadi tertinggal. Terutama, para Perempuan Kepala Rumah Tangga. Mereka bertahan demi kelangsung anak-anak mereka, dengan pendapatan yang tidak cukup memadai. Untungnya, Pak Dadang seorang pelaku kerajinan bambu (inovator) berhasil menciptakan terobosan baru melalui Teknologi Tepat Guna (TTG), untuk memudahkan pembuatan kerajinan bambu. Melalui Yayasan PUSBIK, berkolaborasi dengan Dosen Seni Rupa FSRD ITB, TTG diharapkan dapat membantu para pengrajin. Pemanfaatan mesin TTG pengolahan kerajinan bambu ini bermaksud untuk membantu peningkatan kapasitas pengrajin bambu tradisional. Di mana, TTG berfungsi mengubah proses produksi tradisional menjadi semi industri. Sehingga, harapannya kerajinan yang diproduksi memiliki keragaman dan nilai tambah. Maka dari itu, Yayasan PUSBIK bersama Dosen Seni Rupa FSRD ITB menginisiasi pelatihan penggunaan TTG untuk (kurang lebih) 20 Perempuan Kepala Rumah Tangga di Desa Sukamulya. Yuk, salurkan dukungan TemanBaik, untuk para pengrajin agar lebih diberdayakan melalui pelatihan TTG! Caranya, klik Donasi Sekarang di bawah ini ya!
Dana terkumpul Rp 860.019
9 hari lagi Dari Rp 21.800.000
Donasi

Pilihan Campaign