Panggilan Mendesak

camp
Usaha Bisnis

Nekat Bangun Tempat Pangkas Rambut dari Bambu demi Bisa Kuliah

Dengan modal nekat, aku bangun usaha pangkas rambut seadanya. Aku mau memenuhi kebutuhan keluarga dan mengumpulkan biaya untuk kuliah.Hai TemanBaik!Aku Kosmas (22th) dari Desa Malata, Sumba Barat, NTT. Bangunan anyaman yang ada di belakangku ini, bukanlah toilet umum atau kandang ayam, melainkan tempat pangkas rambut.Bangunan tempat pangkas rambut itu cuma terbuat dari anyaman dan bambu, lantainya rusak, dan peralatan pangkasnya juga seadanya saja. Aku nekat membangun dengan modal seadanya, jadi masih banyak sekali kurangnya.Tapi mau gimana lagi? Tempat ini menjadi sumber penghasilanku dan mengadu nasib. Dengan pangkas rambut ini, aku bisa memenuhi kebutuhan keluarga, membiayai kuliah adikku, dan juga mengumpulkan uang untuk kuliah.Di sisi lain, kedua orang tuaku bekerja sebagai petani. Penghasilan yang aku dapat ini untuk membantu mereka juga, dalam memenuhi kebutuhannya. Mereka sudah terlalu tua untuk menanggung semua kebutuhan keluarga. Aku sebenarnya ingin memberikan jasa yang baik untuk setiap pelanggan, tapi apa daya harapanku terhalang sarana tempat yang tidak layak dan keterbatasan peralatan pangkas rambut. Sampai saat ini, aku masih belum punya modal untuk bisa memperbaiki usahaku, jadi aku harus berbesar hati mengalah dan mengurungkan niatku untuk bisa lanjut kuliah. Jalan dulu saja, lah.Kalau tempatnya sudah bagus dan banyak pelanggan, aku percaya nantinya semua kebutuhan keluarga termasuk uang kuliahku bisa terpenuhi.  TemanBaik, maukah dukung impian sederhanaku ini? Kalau TemanBaik mau membantu, bisa menyalurkannya dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini ya!
Dana terkumpul Rp 3.405.009
9 hari lagi Dari Rp 17.085.000
Donasi
camp
Usaha Bisnis

Dukung Barista Tunanetra Berdayakan Teman-Teman Difabel melalui Pelatihan Meracik Kopi!

Aku Restiawati (39 tahun), barista penyandang tunanetra yang mengandalkan indra peraba, penciuman dalam meracik kopi. Aku harus fokus dan berhati-hati merasakan air panas pada jari jemariku ketika memegang permukaan cup yang terisi air panas. Di akhir tahun 2020, aku mengikuti pelatihan meracik kopi bersama Komunitas Kopi Tunanetra (KKTunet). Berkat pelatihan tersebut memicu semangatku untuk meningkatkan taraf hidup. Terlebih saat itu suamiku terimbas PHK karena terdampak pandemi, sehingga kami pun memutar otak untuk melakukan bisnis.Akhirnya di Februari 2021, aku membangun bisnis Kopi Netra di teras rumah kontrakan dengan ukuran 1,5 x 3 meteran dengan dibantu suami, teman dan keluarga dalam prosesnya. Mulai dari foto produk, promosi di sosial media dan lainnya. Bagiku, Kopi Netra yang kubangun bukan sekadar kedai ataupun tempat nongkrong saja, melainkan wadah pembuktian kalau seorang tunanetra mampu mandiri. Selama menjalani bisnis ini, suka duka yang dialami lebih banyak dari segi teknis penjualan. Karena keterbatasan penglihatan dan karena belum dapat membayar karyawan untuk membantu mobilitas dalam berjualan. Kondisi tersebut tidak menjadikan saya pribadi yang putus asa, tetapi justru membuat saya tertantang untuk bisa berinteraksi sosial dengan mereka yang non-disabilitas dan mencoba menjelaskan apa saja yang diperlukan oleh kami dalam bermobilitas. Aku sadar, lapangan pekerjaan untuk penyandang disabilitas seperti kami masih sangat terbatas. Maka dari itu, kami terpanggil untuk membantu teman-teman difabel dalam meningkatkan kapabilitas mereka dengan mengadakan pelatihan bersama warga tunanetra di Lampung dengan tema "Meracik Kopi Dalam Gelap".Mengapa harus di Bandar Lampung? Karena di sanalah komunitas kopi tunanetra sedang merintis kebun bersama dengan petani muda di Desa Bonglai, Sumbersari, Lampung. Selain itu, Lampung juga merupakan daerah penghasil kopi besar, sehingga kemudahan ini nantinya bisa membantu teman-teman difabel yang sudah mengikuti pelatihan untuk bisa memulai bisnis mereka tanpa harus pindah ke kota besar. Aku berharap, pelatihan kopi yang diadakan bisa menambah keterampilan teman-teman difabel dan meningkatkan taraf hidup mereka. Untuk itu, dalam proses penyelenggaraannya pelatihan "Meracik Kopi Dalam Gelap", aku butuh bantuan TemanBaik dalam pengadaan bahan baku, biaya transportasi, sewa tempat dan lain-lain. Maukah TemanBaik membantu teman-teman difabel lebih berdaya lewat pelatihan ini? Bantuan dapat disalurkan dengan cara klik Donasi Sekarang
Dana terkumpul Rp 34.125.203
11 hari lagi Dari Rp 14.250.000
Donasi

Pilihan Campaign