Kisah Buruh Batu Bata dan Madrasah “TPS”-nya

"Yang disebut “madrasah” oleh Pak Irman dan anak-anak ini adalah bekas Tempat Pembuangan Sampah (TPS) milik pemerintah daerah." 

Namanya Pak Irman, sudah 25 tahun beliau bekerja sebagai buruh batu bata. Saya harap kisah Pak Irman dapat menjadi teladan bagi TemanBaik semua. Walaupun penghasilan sehari-hari Pak Irman terbatas, beliau memiliki niat yang tulus dan mulia,  membangun madrasah dan masjid untuk tempat belajar anak-anak. Niat ini berawal dari kekhawatiran Pak Irman terhadap anak-anak buruh batu bata di sekitar tempat tinggalnya di Bengkulu. Banyak dari mereka yang putus sekolah hanya karena tak punya biaya. Sampai pada awal 2017 beliau mendirikan madrasah dengan biaya seadanya.

"Sangat miris memang ketika mengetahui lebih dari 100 anak belajar di bekas TPS. Apalagi per bulan Februari, mereka terancam tak bisa belajar lagi karena pemerintah daerah akan menggunakan lagi TPS ini."

Melalui BenihBaik saya coba menggalang dana untuk bangun ruang kelas dan madrasah yang baru untuk Pak Irman dan anak-anak ini. Jumlah ruang kelas yang akan dibangun adalah empat ruangan. Termasuk sarana/prasarana belajar lainnya seperti buku, jaringan internet dll. Saya ingin menggalang dana sebanyak Rp 50 juta terlebih dahulu 

Apabila tersisa, uang ini akan disumbangkan untuk pembangunan masjid di tanah wakaf milik Pak Irman. Kebetulan, di daerah ini (Selebar, Bengkulu) belum ada masjid. Sejauh ini pembangunan masjid ini masih dibiayai secara swadaya oleh masyarakat sekitar.

Saya sangat berharap TemanBaik dapat bantu wujudkan niat tulus dan mulia Pak Irman. TemanBaik dapat KLIK “Donasi” sekarang atau bantu SHARE cerita Pak Irman ke TemanBaik lainnya. (SID)

#TanamKebaikan #KlikKebaikan #ShareKebaikan di #BenihBaik