Wayang Potehi Makin Tergerus Zaman

Pertunjukan wayang potehi menjadi salah satu ritual ungkapan syukur yang ditujukan kepada para dewa.

Wayang potehi merupakan salah satu seni pertunjukan tradisional yang berasal dari Cina Selatan. Seni pertunjukan yang lekat dengan perayaan Tahun Baru Imlek ini banyak dimainkan di klenteng atau di luar klenteng. 

Aku Slamet, salah satu dalang wayang potehi di Klenteng Tri Dharma Hong Tiek Hian di Jalan Dukuh Kecamatan Pabean Cantikan, Surabaya-Jawa Timur. Saat ini kelompok seni wayang potehi semakin sedikit. 

Konon, seni pertunjukan wayang potehi sudah ada sejak 3000 tahun lalu. Di Indonesia, wayang potehi berkembang sejak abad ke-16. Pertunjukan wayang potehi sempat hilang di tahun 1970-an hingga 1990-an dan kembali dimainkan di era reformasi. 

“Potehi” berasal dari kata “pou” (kain), “te” (kantong), dan “hi” (wayang) yang secara harfiah berarti wayang yang berbentuk kantong dari kain. 

Cara memainkan wayang potehi dengan menggunakan lima jari, tiga jari tengah mengendalikan kepala sedangkan ibu jari dan kelingking mengendalikan tangan si wayang. Dalam pertunjukan wayang potehi, biasanya ada musik yang mengiringi. Alat musik yang digunakan antara lain tong ko atau tambur, gwee kim atau mandolin, dan tua jwee atau terompet logam.

Di klenteng Hong Tiek Hian pertunjukan wayang potehi digelar sekali dalam sehari sesuai dengan jadwal atau permintaan dari pengurus klenteng. Namun, saat menyambut Tahun Baru Imlek pertunjukan wayang potehi ramai permintaan dari warga Tionghoa. Ini bisa tiga kali pertunjukan dalam sehari. Selain di dalam klenteng  permintaan untuk pentas di luar klenteng juga ramai.

Wayang potehi kelompokku tak hanya ditanggap di Surabaya, terkadang ditanggap hingga kota lain di Jawa Timur ataupun hingga daerah di Jawa Tengah dan Jawa Barat. 

Beragam tema cerita yang dimainkan dalam pertunjukan wayang potehi, satu diantaranya cerita tentang perebutan kekuasaan yang dilakukan oleh kerajaan kecil terhadap kerajaan yang lebih besar. Hingga terjadi peperangan dan dimenangkan oleh kerajaan yang lebih besar. Semua cerita yang dimainkan dalam wayang potehi sarat akan makna falsafah kehidupan manusia.

Selain di Surabaya, kelompok wayang potehi setahuku ada di Jombang dan Jakarta. Sementara kelompok wayang potehi di Semarang meredup karena guru wayang potehi di Semarang, dalang Thio Tiong Gie atau Teguh Tjandra  Irawan tutup usia.

Aku berharap seni pertunjukan wayang potehi bisa terus ada. Aku dan teman-temanku berupaya terus agar bisa melestarikan wayang potehi di Tanah Air. Caranya dengan memainkan pertunjukan wayang ini secara rutin, selalu menjaga dan memperbarui boneka wayang dan tempat pertunjukannya. 

Dengan dukungan TemanBaik, wayang potehi bisa terus dikenal dan eksis di tengah masyarakat. #TemanBaik, ayo ambil bagian untuk lestarikan #wayangpotehi.