Kiprah Suster "Kargo" Laurentina Melawan Perdagangan Manusia
Pernah mendengar nama Suster Laurentina? Atau Suster Kargo? Siapa sih dia dan apa perannya? Penasaran, mari lebih dekat mengenal Suster Laurentina. Namanya mungkin tidak terlalu tenar di Indonesia. Namun aksinya sangat heroik, terutama melawan perdagangan manusia. Dia adalah Suster Laurentina PI (Penyelenggara Ilahi).
Suster Laurentina mendedikasikan dirinya melawan perdagangan manusia. Sejak awal, Suster kelahiran Temanggung 51 silam tersebut memang telah lama menaruh perhatian pada isu perdagangan manusia. Ia melihat banyak warga mudah terjerumus menjadi korban perdagangan manusia. Tidak hanya terjadi pada orang-orang yang berusia produktif, tetapi juga anak-anak di bawah umur.
Alasannya sederhana yaitu karena tekanan ekonomi yang memaksa mereka untuk mencari kerja ke luar negeri. Di sinilah mafia perdagangan manusia beraksi, lewat iming-iming yang dijanjikan seperti akan mendapat pekerjaan dengan gaji yang bagus, mereka membuat banyak orang terjerat.
"Realita di lapangan bahwa orang membutuhkan uang untuk memperbaiki hidupnya maka kita tidak bisa melarang untuk mencari pekerjaan kemanapun termasuk ke luar negeri. Dan yang kami lakukan dengan menjelaskan bagaimana cara bermigrasi yang aman (sesuai aturan Negara baik Negara kita sendiri maupun Negara penempatan, mengenal budaya, bahasa, memiliki skill, tidak mudah percaya orang yang tidak dikenal, mencari informasi yang benar dan lain-lain)," ungkap Suster Laurentina saat memulai ceritanya, Rabu (09/11/2022).
Suster Laurentina mengungkapkan memerangi perdagangan manusia adalah pekerjaan raksasa. Dia bilang sindikat perdagangan manusia itu sangat kuat, mereka juga sampai ke tingkat desa.
Untuk memerangi mafia perdagangan manusia ini, dia harus berjejaring dengan pihak-pihak lain hingga ke tingkat bawah seperti pemerintah, para pemuka agama, kelompok pemuda, dan sebagainya. Suster Laurentina juga berkolaborasi dengan BenihBaik.com agar aktivitas sosialnya ini bisa terus didukung.
"Karena dalam memerangi perdagangan manusia tidak bisa sendirian. Program yang kami buat untuk itu adalah merawat jaringan, menjalankan peran masing-masing di lapangan," sebutnya.
Banyak peran yang sudah dilakukan Suster Laurentina dalam memerangi perdagangan manusia. Misalnya mendampingi korban yang bermasalah dengan hukum, sosialisasi di tempat-tempat kantong migran terutama pada anak-anak sekolah yang rentan dan kaum perempuan, mengawal setiap kasus trafficking agar ditindaklanjuti dengan serius, pendampingan keluarga korban baik korban yang hidup maupun korban yang meninggal, dan memediasi keluarga dengan pemerintah.
"Harapan perdagangan manusia dapat dibasmi dari muka bumi ini," tegasnya.
Peran yang tidak kalah pentingnya bagi dia adalah mengurus pemulangan hingga penjemputan jenazah para pekerja migran. Karena peran ini, disematkan julukan "Suster Kargo" bagi Suster Laurentina.
"Hampir setiap minggu saya berada di kargo untuk mengurus proses pemulangan dan penjemputan Jenazah para Pekerja Migran Indonesia asal Nusa Tenggara Timur (NTT). Bahkan seminggu antara 2 sampai 4 kali praktis saya ada di kargo untuk mengurusi penjemputan Jenazah tersebut. Inilah mengapa saya dijuluki Suster Kargo," ucapnya.
Kemudian dia juga aktif melakukan pendampingan pemberdayaan masyarakat di beberapa desa dengan tujuan agar masyarakat mau dan mampu untuk mengelola sumber daya alam yang ada di desa, termasuk bagaimana cara mengatur/mengelola keuangan. Sehingga masyarakat tidak mudah pergi keluar desanya dan bisa mengelola potensi yang ada di desa tersebut.
"Dan yang lebih penting lagi peran pemerintah dalam hal harus serius untuk memberantas mafia perdagangan manusia khususnya di Indonesia. Kehadiran pemerintah sangat penting karena mereka yang membuat kebijakan dan yang mempunyai dana untuk permasalahan ini," tutupnya.