Maudy Ayunda Jadi Juru Bicara Kepresidenan G20
Indonesia resmi menjadi Presidensi pada KTT G20 yang akan diselenggarakan pada November 2022 di Bali. Pemerintah Indonesia kemudian menunjuk Maudy Ayunda sebagai Juru Bicara Kepresidenan G20.
Pakar Ilmu Komunikasi Pemasaran Universitas Airlangga (Unair) Rani Sukma Ayu Suteja mengatakan kemampuan komunikasi Maudy Ayunda sudah lebih dari cukup untuk menjadi juru bicara Kepresidenan G20 mewakili Indonesia.
Rani menilai terpilihnya Maudy Ayunda sebagai Juru Bicara Kepresidenan G20 untuk mewakili Indonesia berdampak positif bagi generasi muda Indonesia, karena Maudy Ayunda merupakan representasi anak muda Indonesia yang kreatif dan inovatif.
“Dengan Maudy diharapkan dapat meningkatkan minat generasi muda untuk mengakses informasi terkait G20. Hal ini dapat mendukung keberhasilan pembangunan ekonomi di Indonesia. Sejak Maudy terpilih sebagai juru bicara G20, saya melihat banyak anak muda termasuk murid saya dan keponakan saya mulai mengetahui apa itu G20. Saya pikir ini adalah awal yang baik.”
Selama berkiprah di dunia hiburan, tambah Rani, Maudy Ayunda juga mampu menjaga langkahnya dengan hati-hati agar selalu memiliki citra positif di depan publik. Citra positifnya, lanjutnya, semakin diperkuat oleh sejarah pendidikannya.
Menurut Rani, tidak heran jika pemerintah Indonesia mengangkat Maudy Ayunda sebagai Juru Bicara Kepresidenan G20, apalagi saat ini pemerintah sedang fokus membangun generasi muda Indonesia yang lebih inovatif dan kreatif.
“Rekam jejak Maudy yang dipandang positif oleh sebagian besar anak muda Indonesia, menjadikannya panutan yang baik. Oleh karena itu, Maudy memiliki kredibilitas dan kapabilitas yang kuat untuk menjadi Juru Bicara Kepresidenan G20,” ujarnya, dikutip dari laman resmi Unair, Rabu (6/4).
Dosen Komunikasi Unair ini mengatakan, latar belakang pendidikan Maudy Ayunda yang melanjutkan pendidikan S2 di bidang bisnis semakin mendukung wawasan Maudy, karena G20 merupakan forum ekonomi yang anggotanya terdiri dari negara-negara dengan ekonomi kuat. “Saya rasa Maudy sangat terbiasa menggunakan berbagai bahasa asing dalam lingkungan yang mendukung. Jadi, saya setuju bahwa penguasaan bahasa Maudy menjadi salah satu faktor pilihannya,” kata Rani. (dari berbagi sumber)