Sedekah Sebaiknya tidak Dimonopoli
14 February 2022

Sedekah Sebaiknya tidak Dimonopoli

TemanBaik pernahkah mendengar kebaikan H. Mohammad Jusuf Hamka atau juga dikenal dengan nama Babah Alun melalui sedekah nasi kuningnya?

Ya, YJusuf Hamka yang merupakan seorang pengusaha Muslim Tionghoa-Indonesia ini menyedekahkan nasi kuning beserta lauk pauknya meski tidak gratis.

Sedekah kok tidak gratis?

Ya, melalui Warung Nasi Kuning Podjok Halal yang dibuatnya, nasi kuning ini bisa dibeli seharga Rp3.000, bahkan gratis untuk dhuafa. "Ini uang Rp10 juta ya. Saya anggarkan subsidi 7.000 perak untuk 1.000 porsi per hari. Berarti Rp7 juta dikali 250 hari kerja sama dengan Rp1.750.000.000," katanya.

Angka Rp3.000 bisa jadi bukan angka yang sulit untuk orang lain yang tergolong miskin. "Sebenarnya, siapapun boleh makan gratis, ada yang datang orang kaya memborong untuk dibagikan kepada ora ng lain yang hidupnya sulit. Ada yang datang untuk makan tanpa perlu membayar jika tidak punya uang. Tetapi bagi orang yang tidak terlalu punya uang, bahkan bisa membeli untuk disedekahkan untuk orang lain. Ini yang saya bilang sedekah bahkan tidak boleh dimonopoli," katanya dalam sebuah konten YouTube bersama dengan Denny Sumargo.

Hal lain, meski kuat modal, Jusuf Hamka tidak ingin membuat sendiri makanan itu, dengan menyuruh anak buahnya membuat misalnya. Itu adalah hal mudah yang bisa dia lakukan. "Saya justru menggilir pesan pada warung-warung di sekeliling saya. Supaya mereka juga kebagian laris, saya membeli dari mereka seharga lebih dari Rp10.000 per porsinya. Ini saya lakukan supaya mereka tetap hidup. Jangan sampai mereka terancam karena niat saya berbagi, saya tidak ingin pengusaha warung makan itu 'mati', jelas mereka akan kalah karena pembeli pasti memilih yang murah harganya," ucap Jusuf.

Foto : Medcom.id

Ikuti perkembangan terbaru melalui sosial media kami