Anak Jalanan Ingin Belajar Di Rumah

Rumah bagi kebanyakan orang menjadi tempat ternyaman untuk ditinggali. Demikian juga bagi anak-anak jalanan. Mereka ingin pulang untuk istirahat dan belajar. Demikian juga yang terbersit di benak Ginanti Rhinda Dewi, pendiri Komunitas Rumah Pelangi Indonesia yang selama delapan tahun ini menjalankan aktivitasnya di Terminal Leuwi Panjang, Jl. Soekarno Hatta No. 205 Kel. Situsaeur Kec. Bojongloa Kidul, Bandung-Jawa Barat. 

Mereka, 80 anak-anak jalanan yang tergabung dalam komunitas belajar pelajaran dasar seperti calistung (baca, tulis, hitung), IPA, IPS, dan ilmu agama. Selain itu, anak-anak jalanan ini juga mengikuti kegiatan olahraga dan kesenian untuk pengembangan minat dan bakat mereka. 

“Selama delapan tahun Rumah Pelangi berdiri, kami tidak memiliki tempat atau sekretariat untuk mendukung kegiatan kami dan itu dirasakan sangat menghambat pergerakan program kami, sehingga Rumah Pelangi berjalan sangat lamban dan terkesan berjalan ditempat. Sedangkan Rumah Pelangi berpotensi besar untuk memberikan perubahan yang lebih baik bagi bangsa Indonesia,” kata Dewi.

Menjalani aktivitas di tempat terbuka, di dekat area parkir Terminal Leuwi Panjang dirasa oleh Dewi tidak nyaman sekaligus tak aman untuk anak-anak, belum lagi suara yang sangat bising. Kondisi ini membuat proses belajar-mengajar tidak berjalan maksimal meski sering dilakukan. Mereka membutuhkan rumah yang nyaman untuk belajar. Dana Rp 200 juta di tahap awal dibutuhkan untuk membeli rumah. 

#TemanBaik, mari wujudukan rumah yang nyaman untuk belajar anak-anak dari Komunitas Rumah Pelangi ini. Tanam kebaikan selagi masih ada kesempatan. (R3)