Penghasilannya Tak Menentu, Abah Asep Sering Tahan Lapar

“Abah percaya kalau rezeki gak ke mana, yang penting abah tetap ikhtiar” – Abah Asep, penjual balon.

Sudah delapan tahun Abah Asep menjalani profesi sebagai penjual balon keliling. Dari kontrakan sempitnya di Jalan Babakan Sari RT 3 RW 12 Kiaracondong Kota Bandung, Abah Asep akan berkeliling di daerah kota Bandung dari pagi hingga sore hari untuk menawarkan balon yang dijualnya.

Dari satu balon yang terjual, Abah Asep hanya mendapat 5ribu rupiah. Uang itu juga belum termasuk modal untuk balon yang ia jual. Sering kali, balon yang Abah Asep jual tak laku sehingga ia membawanya kembali ke rumah dan mengempeskannya karena sudah tak bisa dijual lagi.

Dengan penghasilan yang tak menentu itu, tak jarang Abah Asep harus menahan lapar karena tak punya uang untuk membeli makanan. Bahkan kini Abah Asep sudah menunggak biaya kontrakan karena tak sanggup membayarnya. Sementara, Abah juga masih memiliki tanggungan untuk menafkahi istri dan empat anaknya yang kini tinggal di Kota Cianjur.

#TemanBaik, di usianya yang sudah 66 tahun, fisik Abah Asep sudah tak sanggup lagi untuk berkeliling dan berjalan jauh. Namun Abah Asep juga tak punya modal untuk membuka usahanya sendiri. Mari sejahterakan Abah Asep agar bisa hidup layak di masa tuanya!