Belasan Tahun Aku Melawan Penyakit Hisprung, hingga Tak Bisa Lanjutkan Sekolah

“Tubuhku rasanya lemas sekali, Kak. Jangankan untuk jalan atau keluar rumah, untuk bangun pun aku sudah tidak sanggup,” tutur AdindaHai Kak,

Namaku Adinda (13th) dari Sindanglaka, Karangtengah, Cianjur, Jawa Barat. Aku mendapatkan diagnosa hisprung sejak lahir. Penyakit ini terjadi pada usus besarku yang mengakibatkan aku tidak bisa buang air secara normal. Bohong kalau aku nggak merasa iri dengan teman-temanku yang bisa beraktivitas bebas, tidak seperti aku. 

Penyakit ini membuat aku selalu dipandang aneh sama orang sekitar. Ya wajar saja, umumnya usus letaknya di luar, namun milikku justru keluar dari tubuh. Aku tahu, kedua orang tuaku pun tidak akan membiarkan kondisiku terus begini. Makanya aku pernah menjalani operasi pemotongan usus satu kali. 

Sayang sekali, setelah operasi aku hanya dirawat seadanya karena ayah dan ibu tidak punya biaya lagi untuk tindakan selanjutnya. Padahal, sebenarnya aku harus dirawat secara maksimal, sampai usus besarku kembali normal untuk bisa menjalani operasi selanjutnya.

Kondisi ini berat sekali untuk aku terima, berat juga untuk kedua orang tuaku. Siapa yang siap dengan kondisi usus berada di luar seperti ini? Aku bahkan sampai putus sekolah karena tidak bisa apa-apa. Badanku sudah kurus tapi perutku semakin besar. 

Sekarang, aku hanya bisa berharap dari penghasilan ayahku yang bekerja sebagai buruh baja ringan dengan penghasilan Rp 50 ribu setiap harinya. Apalagi Ayah juga harus mencari biaya operasi selanjutnya, kebutuhan medis dan giziku. Semoga kedua orang tuaku diberikan rezeki lebih untuk pengobatanku. 

Aku harus segera menjalani operasi, lambat laun penyakit ini bisa memperburuk keadaanku kapan saja. Aku ingin sekali pergi sekolah dan bertemu teman-teman lagi tanpa harus merasakan sakit lagi. Maukah kakak membantuku untuk bisa operasi?

Untuk kakak yang mau menemaniku berjuang melawan hisprung, bisa dengan klik Donasi Sekarang di bawah ini ya!