Persediaan Bahan Pangan Terbatas, 22 Anak Panti Harus Menahan Lapar

Tak jarang anak-anak asuhku harus menahan lapar, karena persediaan bahan pangan kami yang sangat terbatas. Hampir setiap hari mereka makan hanya dengan mie instan dan kecap.

Hai TemanBaik! Aku Eben Hezer Laia, ketua Panti Asuhan Kasih Amal Bersama. Izinkan aku sedikit bercerita tentang kondisi panti ini, ya!

Panti yang kubangun sejak tahun 2021 ini kondisinya masih serba kekurangan, 22 anak asuhku terpaksa tidur di atas kasur tipis dengan berdesak-desakan. Makan pun seadanya, saja tanpa lauk pauk dan sayur. 

Kecap dan mie instan sudah seperti lauk pendamping untuk makan mereka. Itulah yang harus mereka jalani, selama panti ini berdiri. Sebenarnya, aku juga tidak tega melihatnya.

“Kalau lapar cuma bisa ditahan saja, karena kalau nambah dikit saja nanti bisa ada yang tidak kebagian. Pas tidur pun kita di alas tipis gitu, memang pegal dan sempit, tapi rumah kami hanya di sini," ungkap salah satu anak panti. 

Banyak usaha yang kulakukan, banting-tulang mencari donatur supaya anak-anak asuhku bisa hidup dengan layak dan nyaman. Ini tempat mereka satu-satunya, namun dana yang terkumpul selalu tidak seberapa. 

Kesulitan semakin menekan panti, karena biaya sewa yang harus dibayarkan setiap tahunnya. Sejak didirikan, panti ini memang belum mempunyai bangunan pribadi, sehingga aku harus menyewa rumah kontrakan dengan biaya sewa sebesar Rp 18.500.000 per tahun. 

Aku ingin kebutuhan anak-anak bisa terpenuhi dan sekolahnya lancar tanpa ada tunggakan SPP. 

TemanBaik, maukah mensejahterakan hidup 22 anak di Panti Asuhan Kasih Amal Bersama?  Berapapun jumlah yang diberikan, itu sudah cukup membantu aku merawat anak-anak di sini agar mereka bisa makan dan sekolah dengan nyaman.

TemanBaik yang ingin membantu dapat menyalurkan bantuan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini ya!