Panggilan Mendesak
Kesehatan
Tak Hanya Kanker Payudara Stadium Akhir! Ibu Khomisah juga Alami Komplikasi
“Ibuku sangat menderita akibat kanker payudara stadium tiga! ak hanya kehilangan sebagian anggota tubuhnya, penyakit ini juga merenggut kesehatannya dengan komplikasi pada liver, diabetes, hipertensi, hingga osteoporosis.”“Setiap hari ia harus menahan sakit yang begitu perih, sementara nyawanya pun berada dalam ancaman. Hati ini hancur menyaksikan perjuangan seorang ibu yang seharusnya bisa menikmati masa tenang, justru harus melawan rasa sakit yang tiada henti.” -Yogi, Anak dari Ibu Khomisah-Awalnya hanya benjolan sebesar kelereng yang tiba-tiba muncul di payudara sebelah kanan Ibuku, Khomisah (60 thn). Namun, kami mengira itu bukanlah hal serius, sebab Ibuku tak merasakan sakit sama sekali dari benjolan tersebut. Namun siapa sangka, benjolan tersebut kian membesar hingga akhirnya Ibuku divonis tumor! Tindakan operasi pengangkatan benjolan tersebut langsung dilakukan. Aku kira semua selesai sampai disitu dan tinggal Ibu pulih saja. Tapi enak bulan kemudian, benjolan itu kembali muncul bahkan langsung sebesar telur! Operasi pengangkatan tumor kedua kali dilakukan, tapi tumor itu lagi-lagi kembali muncul tanpa henti. Akhirnya dokter mengambil keputusan pahit, yaitu amputasi total payudara kanan Ibuku demi menyelamatkan nyawanya.Rasa terpukul harus dirasakan Ibuku, Ia harus mengorbankan anggota tubuhnya demi nyawanya. Hidupnya tak lagi sama, rutinitasnya berganti dengan menjalani kemoterapi rutin untuk membersihkan kanker ganas pada tubuhnya.Saat ini kondisi Ibuku tangannya bengkak efek operasi. Ia tidak bisa melakukan aktivitas sederhana, bahkan mandi, buang ait, makan, semua harus dibantu. Bekas operasinya sering terasa nyeri, hingga ia tidak bisa tidur dan tubuhnya lemas.Ayahku sudah lama tiada, hanya aku yang menjadi satu-satunya harapan Ibuku untuk bersandar. Aku dihadapkan dilema, antara mengurusnya atau terus mencari nafkah. Pada akhirnya, dengan berat hati, aku rela berhenti dari pekerjaanku demi fokus merawat Ibuku.Namun, jadi tidak ada lagi sumber pemasukan keuangan keluarga. Aku terpaksa meminjam uang kesana-kemari hingga menjual motor, demi pengobatan Ibu dan kehidupan sehari-hari. Entah berapa banyak lagi biaya yang harus ditanggung, karena pengobatan ibuku masih panjang.Saat ini Ibuku membutuhkan biaya untuk transportasi ke rumah sakit di daerah tempat tinggal di Brebes, obat yang tidak dicover BPJS, susu, pampers dewasa dan kebutuhan lainnya.#TemanBaik, tak ada donasi yang terlalu kecil jika dilakukan bersama-sama. Dengan Rp100.000 saja, kita bisa jadi alasan Ibu Khomisah tetap punya harapan untuk sembuh. Yuk, klik Donasi Sekarang dan bersama kita wujudkan keajaiban bagi hidup Ibu Khomisah!
Dana terkumpul
Rp 2.759.003
4 hari lagi
Dari Rp 30.890.639
Donasi
Kesehatan
Bu Guswarni Masih Terbaring di Rumah Sakit Akibat Tiroid, Diabetes dan Saraf Kejepit
“Sudah 23 tahun Ibuku berjuang melawan berbagai penyakit yang mengintai tubuhnya. Kini, Ibuku kembali terbaring tak berdaya di rumah sakit. Aku hanya bisa menatapnya dalam diam, dihantui rasa bersalah karena tak mampu membiayai pengobatannya."“Setiap malam aku duduk di lorong rumah sakit, menangis dalam sunyi, memohon pada Tuhan agar masih ada keajaiban untuk orang yang paling aku cintai di dunia ini." -Siska, Anak Ibu Guswarni-Ibuku, Guswarni (53 thn), sudah lama berjuang melawan penyakit tiroid. Ia pernah menjalani operasi, berharap sembuh, tapi kenyataan berkata lain. Setelah itu tubuh ibuku justru semakin lemah, sering sesak napas dan sering pingsan tanpa sebab. Setelah diperiksa, ternyata ada lebih banyak penyakit bersarang di tubuh rentanya. Ada penyakit diabetes, hipertensi dan saraf kejepit yang membuatnya menahan sakit luar biasa dari kaki hingga pinggangnya. Berjalan pun terasa seperti siksaan, dan hari-harinya lebih banyak dihabiskan di rumah.Meski tubuhnya tak lagi kuat, Ibuku tak pernah mau merepotkan siapapun. Ia tetap berjualan kecil-kecilan di rumah seperti sosis goreng dan jajanan lainnya untuk sekadar untuk bertahan hidup. Penghasilannya tak seberapa, tapi selalu Ia syukuri.Aku sendiri selalu berusaha menyisihkan sedikit rezeki untuknya. Namun, Tuhan menguji kami lebih jauh, aku jatuh sakit dan tak mampu lagi bekerja. Suamiku hanya bekerja serabutan, dan hidup kami pun makin terhimpit.Saat Ibuku kembali harus dirawat di rumah sakit, kami terpaksa menjual barang-barang yang ada di rumah demi pengobatannya. Demi kontrol rutin saja, aku harus mempersiapkan ongkos untuk menempuh perjalanan dari Duri ke rumah sakit di Pekanbaru. Sementara ongkos dan kebutuhan medis seperti obat di luar BPJS, pampers, dan lainnya terus membebani. Tapi demi melihat Ibuku tetap bisa bertahan, aku rela berjuang sekuat tenaga, meski dengan segala keterbatasan.#TemanBaik, Rp100 ribu kita bisa membantu meringankan rasa sakit yang dirasakan Ibu Guswarni dan bisa membantunya terus mendapatkan pengoabtan yang dibutuhkan. Klik Donasi Sekarang untuk membantu Ibu Guswarni.
Dana terkumpul
Rp 3.142.001
5 hari lagi
Dari Rp 16.050.000
Donasi
Kesehatan
Menjerit Kesakitan Akibat 3 Kanker Ganas Sekaligus! Sumiati Harus Terus Pengobatan
“Istriku divonis 3 jenis kanker sekaligus di waktu bersamaan! Hati ini semakin teriris, setiap kali mendengar rintihan dan jeritan kesakitan yang harus ditanggungnya setiap saat. Anak-anak kami juga harus merasakan dampak psikologis dari kondisi ini.”“Namun, sebagai kepala keluarga, aku harus tegar. Aku percaya, doa dan semangatku merupakan hal yang membuat istriku bertahan dari penyakit ganas ini. Walaupun jalannya begitu berat, tapi aku tidak akan menyerah pada hal yang berharga bagiku…” -Toni, Suami Ibu Sumiati-‘Perut sebelah kananku nyeri sekali!’ Ucap istriku, Sumiati, sambil memegangi perutnya dengan wajah meringis. Itulah kalimat awal yang menjadi mimpi buruk bagi keluarga kami. Dokter sempat menduga istriku usus buntu, tapi kondisinya tak kunjung membaik meski sudah konsumsi obat.Setelah pemeriksaan lanjutan, hasilnya membuatku lemas, ada tumor di perut istriku. Perutnya kian membengkak seperti hamil 6 bulan akibat penyakit ini. Dokter segera melakukan operasi, tapi di situlah aku harus menerima kenyataan pahit yang menghantamku. Tumor di perut istriku sangat besar, ganas, dan sudah menyebar ke ususnya, sehingga istriku juga mengalami kanker ovarium. Selain itu, istriku juga mengalami kanker payudara dan kanker tiroid. Bagai bedai besar menghantam kepalaku rasanya ketika mendengar semua itu. Keluar dari ruang operasi, istriku tampak lemah dan pucat akibat pendarahan hebta hingga Ia harus menjalani cuci darah. Biaya pengobatan tidak ditanggung BPJS, membuatku hampir putus asa. Namun Syukurlah, aku dibantu biaya oleh saudara-saudara di gereja.Kini, setelah menjalani operasi besar, istriku harus kemoterapi rutin. Kondisinya sangat lemah, Ia lebih banyak terbaring tak berdaya di tempat tidur. Terkadang, istriku dilanda mual hebat, muntah, nyeri hebat di dada, hingga kehilangan nafsu makan. Ia juga harus menggunakan kantong kolostomi, karena ususnya dipindahkan sementara keluar perut setelah tumornya diangkat. Tabung oksigen juga harus tersedia, karena kadang istriku tiba-tiba kesulitan bernapas. Aku mengorbankan segalanya demi istriku, aku harus berhenti bekerja karena harus fokus mendampingi dan merawat istriku. Aku juga harus hidup terbatas dan sangat sederhana agar bisa membeli obat dan keperluan medis untuk istriku. Meski kondisi ekonomi sangat tertekan, tapi aku tetap akan terus berusaha melanjutkan pengobatan agar perjuangan istriku tak sia-sia. Kalau ada waktu, aku tetap berusaha mencari nafkah dengan mengajar offline hingga mengantar orderan kue.Aku sudah menjual motor dan segala harta yang aku punya, tapi pengobatan istriku masih panjang. Saat ini Ia masih membutuhkan ongkos untuk ke rumah sakit, obat yang tidak dicover BPJS, dan kebutuhan lainnya.#TemanBaik, tak ada donasi yang terlalu kecil jika dilakukan bersama-sama. Dengan Rp100.000 saja, kita bisa jadi alasan Sumiati tetap punya harapan untuk sembuh. Yuk, klik Donasi Sekarang dan bersama kita wujudkan keajaiban bagi hidup Sumiati!
Dana terkumpul
Rp 4.071.002
12 hari lagi
Dari Rp 75.720.000
Donasi