Panggilan Mendesak

camp
Kesehatan

2 Tahun Derita TB Paru, Tubuhku Menyisakan Tulang

TB Tulang hanya sisakan tulang di tubuhku dan sering jatuh pingsan. Aku ingin sembuh dan bertemu dengan cucu-cucuku. Perkenalkan, aku Maato (61th). Sudah 2 tahun ini, aku berjuang melawan penyakit TB paru. Penyakit ini bermula saat aku sering batuk sampai mengalami muntah darah. Aku bahkan sering kali jatuh pingsan kalau terlalu lama berdiri. Kondisiku yang tidak biasa ini membuat anakku khawatir. Ia membawaku ke Puskesmas Pinangsari, ternyata aku harus dirujuk ke RSUD Pandan. Hasil rontgen menunjukan, aku menderita dyspnea (sesak napas) susp TB paru. Sebenarnya, dokter sudah menyarankan untuk menjalani perawatan di sana, karena keterbatasan biaya transportasi dari rumah ke rumah sakit, aku lebih memilih untuk rawat jalan dengan rutin minum obat yang diresepkan dokter.Usiaku sudah cukup tua, baik aku dan istriku sudah tidak bisa bekerja lagi. Anak pertamaku, yang tengah merawatku dengan bantuan adik-adiknya yang masih merantau. Aku sudah melakukan berbagai upaya mulai dari pengobatan medis dan non-medis. Tapi, aku belum sembuh juga, karena ada beberapa obat yang tidak ditanggung BPJS.Sekarang kondisiku seperti ini, terbaring lemah dengan segala aktivitas dibantu keluarga. Berharap bisa kembali berobat supaya sembuh dan kumpul lagi melihat cucu-cucuku. TemanBaik, dengan kondisi ekonomi keluarga yang terbatas, beberapa keperluanku seperti kuris roda, akomodasi berobat, dan kebutuhan lainnya belum bisa dibeli. Kalau TemanBaik mau mendukung pengobatanku bisa menyalurkannya dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini ya!
Dana terkumpul Rp 910.001
2 hari lagi Dari Rp 22.980.000
Donasi
camp
Kesehatan

Nenek 62 Tahun Derita Kanker Payudara Ganas dan Sudah Menyebar

Aku cuma bisa menahan sakitnya saja, karena sampai sekarang aku belum juga mulai kemoterapi. Kanker payudaraku ini, butuh dioperasi segera. Hai TemanBaik!Aku Anih (62th), di usiaku yang sudah senja ini, aku hidup berdua dengan suamiku. Aku sedang berjuang melawan kanker payudara ganas. Tepat 1 tahun lalu, aku divonis dokter mengidap kanker payudara. Tapi, tidak lantas membuatku sedih, justru penyakit ini aku jadikan kekuatanku untuk berjuang sembuh. Semua demi bisa melihat cucu-cucuku tumbuh menjadi orang sukses. Selama sakit, aku memang tidak bisa lagi bekerja serabutan sebagai pencuci baju tetangga dan juga pembantu rumah tangga. Waktuku, kuhabiskan dengan semangat mengaji dan mengerjakan yang masih bisa aku kerjakan. Kadang, aku pergi berobat sendiri dari Depok ke RSCM Jakarta Pusat.Suamiku tidak jauh berbeda denganku, usianya juga sudah renta. Ia jarang dipanggil untuk bekerja sebagai kenek bangunan. Ya, memang tidak bisa disalahkan, toh mandor bangunan juga pasti mencari tenaga muda yang masih kuat. Walaupun aku memaksakan diri untuk tetap bekerja dan beraktivitas, aku lupa kalau sudah sakit begini pasti ada batasannya. Rasa sakit kanker ini sudah mulai menyebar ke lengan dan pinggang yang membuat aku sesak. Aku bisa apa kalau sudah seperti ini?TemanBaik, aku dan suamiku sudah berusaha bekerja semampunya untuk biaya pengobatan, tapi tetap saja sampai saat ini belum bisa terkumpul. Kalau ada TemanBaik yang mau membantu pengobatanku bisa langsung menyalurkannya dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini ya!
Dana terkumpul Rp 1.438.008
2 hari lagi Dari Rp 41.027.000
Donasi
camp
Kesehatan

Pembuluh Darah Otak Pecah, Dida Alami Kelumpuhan

Faktor ekonomi yang terbatas memaksa orang tuaku menghentikan pengobatan dan terapiku. Pembuluh darah di otakku sudah pecah, menyebabkan aku lumpuh.Hai TemanBaik!Aku Dida (19th) asal Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat. Kondisi sebagian tubuhku tiba-tiba mengalami lumpuh sejak beberapa tahun terakhir. Suatu hari, saat aku bangun tidur aku merasa tubuhku lemas. Sewaktu mau turun dari tempat tidur, lututku terasa nyeri dan tidak bisa digerakkan. Orang tuaku mengira, aku cuma sakit biasa. Lalu mereka hanya membawaku ke tukang urut dan dikasih obat pereda nyeri dari warung dekat rumah. Semakin lama, aku merasa aneh pada tubuhku tidak sembuh-sembuh. Aku ingat betul, di awal tahun 2020 kasus covid masih meningkat dan ibuku trauma untuk datang ke rumah sakit. Ibu membawaku yang kondisi tubuhku sudah lumpuh setengah untuk berobat ke pengobatan alternatif. Hasilnya nihil. Tidak ada perkembangan sama sekali. Aku juga merasa terpukul, kalau tidak sengaja liat ibu sedih setiap kali lihat kondisiku yang harus duduk di kursi roda tanpa bisa beraktivitas.3 tahun berobat di pengobatan alternatif tidak menghasilkan apa-apa. Berbekal surat rujukan, Ibu nekat membawaku ke RS Pusat Otak Nasional Jakarta Timur. Dokter bilang, aku mengalami pecah pembuluh darah di otak dan harus segera operasi. Operasiku berjalan lancar, aku juga harus minum obat-obatan dan terapi tanpa putus. Tapi, faktor ekonomi keluarga yang terbatas, orang tuaku dengan berat hati harus menghentikan pengobatan dan terapiku.Mau bagaimana lagi? Orang tuaku sudah menjual barang berharga dan pinjam ke saudara supaya aku bisa berobat, tapi pengobatanku berangsur panjang, membuat keuangan keluarga semakin menipis.Dengan penghasilan bapak sebagai buruh di bengkel las dan ibu sebagai buruh cuci baju, mereka berharap aku bisa sembuh seperti semula dan kembali belajar. Sejak sakit, aku terpaksa berhenti sekolah. Kalau TemanBaik mau mendukung kesembuhanku sampai aku bisa sekolah lagi, bisa menyalurkannya dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ya! 
Dana terkumpul Rp 1.116.002
3 hari lagi Dari Rp 30.500.000
Donasi

Pilihan Campaign