Enam tahun lalu, aku Cliff Yusron, mendirikan brand Kalléstory di Yogyakarta. Awalnya aku ingin memecahkan problem pengguna kaca mata di tanah air yang sulit mendapat kaca mata yang nyaman dipakai dan pas di wajah. Lewat Kallestory, aku memproduksi kaca mata handmade dan bisa dipesan. Harganya bersaing, kualitasnya bagus, bahan framenya bisa terbuat dari kayu, batok kelapa maupun tanduk binatang.

Pesanan Kalléstory terus bertambah. Pasar lokal dan mancanegara menerima kaca mata produksi Kalléstory. Seiring waktu, aku ingin mengembangkan produk brandku ini. Namun, ada kendala yang harus aku hadapi. Kalléstory membutuhkan perajin kayu dengan kualitas dan pengetahuan tentang pembuatan kaca mata yang baik.

Sejumlah perajin kayu di Yogyakarta menurutku bisa dilatih untuk menjadi perajin kaca mata yang andal. Hal ini juga bisa sebagai salah satu cara untuk meningkatkan taraf hidup mereka.

Menjadi perajin kayu yang andal, mereka harus mengikuti pelatihan-pelatihan seperti pelatihan pengolahan kayu dasar, pelatihan pengolahan tanduk dasar, pelatihan pembuatan frame kaca mata, pelatihan faset lensa kacamata, pelatihan lanjutan teknik kayu dan tanduk serta pelatihan expert untuk kayu dan tanduk.

Setiap orang membutuhkan dana sebesar Rp60 juta untuk mengikuti pelatihan-pelatihan tersebut dan menguasai teknik pembuatan kaca mata. Para perajin kayu ini tak punya cukup uang untuk membayar biaya pelatihan.

#TemanBaik, mari kita dukung para perajin kayu ini agar mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan dan meningkatkan taraf hidup mereka. Lewat pelatihan ini, perajin kayu bisa mengembangkan kemampuan dan keahlian mereka. 

#TanamKebaikanmu melalui donasi di BenihBaik.com dan bagikan cerita ini di media sosial dan TemanBaik lainnya.