Kisah Perjuangan Anak Disabilitas untuk Bersekolah dan Memenuhi Kebutuhan Hidupnya

Perkenalkan namaku Muhammad Fadli atau sering disapa Lulung. Saat ini aku berusia  11 tahun, sayangnya aku sudah tidak bersekolah lagi lantaran tak punya biaya, tangan dan kaki sebelah kananku  sulit untuk terlalu aktif bergerak, begitupun mata kananku juga mengalami kerabunan. Aku  kini berjuang mencari sampah botol plastik demi bertahan hidup dan bisa bersekolah.

Aku  yang memiliki keterbatasan fisik tidak pernah periksa ke dokter karena tak ada biaya. Aku tinggal   disebuah rumah yang sangat sederhana berdinding triplek tipis hanya bersama kakek yang sehari-harinya memilah sampah botol plastik. 

Aku berusaha untuk tetap tabah menjalani hidup, memulung rongsokan setiap hari dan berharap bantuan dari orang sekitar untuk  bertahan hidup. Keinginanku untuk bersekolah saat ini harus kutunda terlebih dahulu karena masalah biaya. Jangankan biaya sekolah (SLB) yang terbilang mahal, untuk makan sehari-hari saja kadang tidak cukup. 

Aku pergi memulung sampah plastik dengan berjalan kaki setiap hari berangkat dari pagi hingga siang. Karena keterbatasanku, aku hanya  memulung tidak terlalu jauh dari tempat tinggalku.

Sesampai di rumah aku langsung memilah sampah plastik hasil merongsok agar bisa segera dijual nantinya. Pendapatanku setiap harinya berkisar di antara 5-10 ribu perhari, terkadang juga plastik bekasnya dan rongsokannya harus kusimpan sampai cukup untuk dijual. Uang yang kudapat itulah digunakan untuk makan sehari-hari dengan keluarga. Terkadang Kakek rela tidak makan hanya minum air putih asalkan diriku bisa makan.

Aku saat ini sangat membutuhkan uang untuk bisa bersekolah. Selain pendidikan dan kebutuhan sehari-hari, aku  juga  membutuhkan bantuan pengobatan dari penyakitku.

Mari TemanBaik kita bantu Fadli memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara klik link donasi dibawah ini karena donasimu akan sangat berarti bagi Fadli.