benihbaik_2020-08-2515983432795f44c86fec813.jpg
Pendidikan

Peduli Guru Indonesia Bersama MAARIF Institute

Rp 2.117.025

Berakhir

Penggalang Dana

user
BenihBaik ceklis Identitas terverifikasi

“Dari 3,3 juta guru SD, SMP dan SMA di Indonesia, ada 33 persen yang statusnya tidak tetap (honorer). Banyak yang perjuangannya tidak terekspose media selama pandemi Korona. Yuk! peduli dengan guru-guru kita”

Courtesy: JPNN

Mereka tersebar di seluruh negeri. Beberapa terekspose kisahnya di media. Status tidak tetap bukan berarti perjuangan berhenti. Dengan penghasilan tidak seberapa. Berjalan kaki atau naik sepeda motor tua. Mereka tetap mengabdi sepenuh hati.


Pak Guru Sumiasa adalah satu dari sekian banyak jumlahnya. Menjelang ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia, kisahnya viral di televisi dan sosial media. Selama pandemi ia berkeliling ke rumah anak muridnya. Ya Teman Baik, ia masih mengajar walau tidak punya ponsel pintar.

Courtesy: Kumparan

Teman Kita di MAARIF Institute sadar Pak Guru Sumiasa tidak sendiri. Jutaan guru perlu dibantu. Lewat campaign #PeduliGuruKita, MAARIF Institute bertanya padamu: Maukah kamu bergerak untuk membantu? MAARIF Institute mengajak, ayo sebarkan ajakan ini, gerakkan jarimu dan sampaikan ke teman-teman kamu. Gerakkan hati dengan berdonasi atas rejeki yang telah dilimpahkan pada kamu.

Courtesy: Kumparan

MAARIF Institute berdiri tidak lama setelah gerakan reformasi yang mengubah wajah negeri ini. MAARIF Institute memiliki komitmen untuk berkontribusi lewat gerakan-gerakan kebudayaan berbasis keislaman, kemanusiaan dan keindonesiaan. Sadar bahwa guru adalah bagian yang tidak terpisahkan dari gerakan ini, sejak tahun 2011, MAARIF Institute memusatkan perhatian pada bidang pendidikan, utamanya dalam peningkatan kapasitas dan penguatan karakter kebangsaan. Melalui lini program-program ini, sudah tak terhitung berapa banyak guru yang telah merasakan manfaatnya. 


Gerakan ini adalah gerakan hati. Kontribusi kita menjadi penanda adanya kesadaran bersama bahwa banyak guru yang perlu dibantu. Bahwa Bangsa Indonesia tidak bisa dibangun di atas kebodohan dan keserakahan. Sejarah mencatat: bilamana satu generasi rusak pikiran dan karakternya, satu negeri hancur peradabannya.


“Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa” 


Inilah penghormatan sekaligus buaian.

Penghormatan pada perjuangan dan berjibaku para guru.

Tapi juga buaian yang tak jarang menihilkan kesadaran akan pentingnya uluran tangan. 

Guru bukanlah super hero yang bisa melakukan segalanya. Guru bukan tukang sulap yang simsalabim lantas kebodohan sirna.


Terbangunnya peradaban dimulai dari kesadaran. Kesadaran guru untuk terus berkhidmat pantang menyerah menyiapkan benih bunga-bunga bangsa. Pantang menyerah bahkan saat di tengah pandemi korona.


Mas Menteri sudah mengambil keputusan. Tapi benarlah Teman Baik, belajar daring adalah keniscayaan berkembangnya zaman. Kita berhak tidak suka dan mengkritiknya. Tapi berpangku tangan bukanlah pilihan. Kita wajib melakukan sesuatu. Kita bantu mereka yang terdampak korona. 


Kalau satu gawai plus kuota data harganya sekitar 1,8 juta. Sediakan untuk 100 guru saja, perlu 180 juta.  Ayo Teman Baik! Bersatu #PeduliGuruKita Berlomba #JadiPahlawanKebaikan. (SID)

pak

Belum ada aktivitas terbaru penggalang dana

Bantu Campaign Lainnya