Dukung Barista Tunanetra Berdayakan Teman-Teman Difabel melalui Pelatihan Meracik Kopi!
Rp 34.800.203 dari Rp 14.250.000
Penggalang Dana
Penerima Donasi
Aku Restiawati (39 tahun), barista penyandang tunanetra yang mengandalkan indra peraba, penciuman dalam meracik kopi. Aku harus fokus dan berhati-hati merasakan air panas pada jari jemariku ketika memegang permukaan cup yang terisi air panas.
Di akhir tahun 2020, aku mengikuti pelatihan meracik kopi bersama Komunitas Kopi Tunanetra (KKTunet). Berkat pelatihan tersebut memicu semangatku untuk meningkatkan taraf hidup. Terlebih saat itu suamiku terimbas PHK karena terdampak pandemi, sehingga kami pun memutar otak untuk melakukan bisnis.
Akhirnya di Februari 2021, aku membangun bisnis Kopi Netra di teras rumah kontrakan dengan ukuran 1,5 x 3 meteran dengan dibantu suami, teman dan keluarga dalam prosesnya. Mulai dari foto produk, promosi di sosial media dan lainnya. Bagiku, Kopi Netra yang kubangun bukan sekadar kedai ataupun tempat nongkrong saja, melainkan wadah pembuktian kalau seorang tunanetra mampu mandiri.
Selama menjalani bisnis ini, suka duka yang dialami lebih banyak dari segi teknis penjualan. Karena keterbatasan penglihatan dan karena belum dapat membayar karyawan untuk membantu mobilitas dalam berjualan.
Kondisi tersebut tidak menjadikan saya pribadi yang putus asa, tetapi justru membuat saya tertantang untuk bisa berinteraksi sosial dengan mereka yang non-disabilitas dan mencoba menjelaskan apa saja yang diperlukan oleh kami dalam bermobilitas. Aku sadar, lapangan pekerjaan untuk penyandang disabilitas seperti kami masih sangat terbatas.
Maka dari itu, kami terpanggil untuk membantu teman-teman difabel dalam meningkatkan kapabilitas mereka dengan mengadakan pelatihan bersama warga tunanetra di Lampung dengan tema "Meracik Kopi Dalam Gelap".
Mengapa harus di Bandar Lampung? Karena di sanalah komunitas kopi tunanetra sedang merintis kebun bersama dengan petani muda di Desa Bonglai, Sumbersari, Lampung. Selain itu, Lampung juga merupakan daerah penghasil kopi besar, sehingga kemudahan ini nantinya bisa membantu teman-teman difabel yang sudah mengikuti pelatihan untuk bisa memulai bisnis mereka tanpa harus pindah ke kota besar.
Aku berharap, pelatihan kopi yang diadakan bisa menambah keterampilan teman-teman difabel dan meningkatkan taraf hidup mereka. Untuk itu, dalam proses penyelenggaraannya pelatihan "Meracik Kopi Dalam Gelap", aku butuh bantuan TemanBaik dalam pengadaan bahan baku, biaya transportasi, sewa tempat dan lain-lain.
Maukah TemanBaik membantu teman-teman difabel lebih berdaya lewat pelatihan ini? Bantuan dapat disalurkan dengan cara klik Donasi Sekarang
-
Pencairan Dana Rp 7.571.371
Ke rekening ****131 a/n Restiawati
Dana digunakan untuk 1. Pembayaran trainer barista untuk pelatihan 500.000 x 3 hari= Rp1.500.000 2. Biaya transportasi peserta pelatihan 50.000 x 10 orang tunanetra x 3 hari= Rp1.500.000 3. Biaya makan siang 30.000 x (10 orang peserta pelatihan dan 4 orang panitia dan volunteer) x 3 hari= Rp1.259.000 4. Biaya sewa tempat pelatihan 350.000 x 3 hari= Rp1.050.000 5. Teko leher angsa 68.500 x 10 pcs= Rp685.000 6. Biji kopi robusta 2 kg Rp250.000 7. Biji kopi arabika 2 kg Rp400.0002023-11-07 18:13:21
Fundraiser
Bantuan itu bukan sekadar uang lho, TemanBaik!
Dengan menjadi Fundraiser, kamu bisa mengumpulkan uang untuk galang dana ini dengan mengetuk hati teman-temanmu yang ingin membantu.
Bantu Campaign Lainnya