10 Tahun Berdiri, Pondok Pesantren Berkali-kali Hampir Roboh

“Bermula dari satu ruang sederhana berdinding bambu, kini sudah 10 tahun pondok pesantren berdiri. Jumlah murid semakin bertambah, bangunan sekolah justru kian rapuh. Tak jarang gedung sekolah hampir roboh karena tak cukup biaya perbaikan. ”  -ungkap Ustadz Wawan Efendi (25 thn), pengurus pesantren-

Pondok Pesantren Tarbiyatul Muta’allimin Al-Faqih berada di Desa Kedung Banteng, Rembang, Pasuruan, Jawa Timur. Pesantren ini memiliki visi misi mencetak santri yang berilmu, berakhlak, dan mandiri.

Tempat di mana 150 santri belajar mengejar mimpi dalam keterbatasan. Mereka menuntut ilmu di ruang-ruang sempit, di bawah atap yang bocor, dinding yang rapuh dan tanpa meja serta kursi belajar. Hujan membuat lantai becek, kemarau membuat tubuh mereka kepanasan.

Anak-anak dan para guru juga terpaksa menahan perasaan was-was, karena  bangunan bisa hancur kapan hingga membahayakan keselamatan. Setiap hujan, mereka harus bergeser ke area yang tak terkena air hujan yang masuk dari atap bocor.

Mengajar di tengah keterbatasan, bukanlah perkara mudah bagi para guru. Mereka dengan kesabaran yang besar, harus membesarkan pula hati anak-anak agar tetap semangat untuk tetap datang ke sekolah dan menuntut ilmu. 

Namun waktu tak berpihak pada bangunan tua yang kian lapuk. Ruang belajar tak cukup kuat untuk menampung cita-cita yang tumbuh. Biaya renovasi jauh dari jangkauan, sementara sumber dana hanya berasal dari sumbangan seikhlasnya wali murid dan alumni.

Yayasan saat ini tengah  mengupayakan ruang kelas baru, perbaikan bangunan, dan penyediaan fasilitas dasar agar anak-anak ini bisa belajar dengan aman dan layak. 

#TemanBaik, mari bantu Pondok Pesantren Tarbiyatul Muta’allimin Al-Faqih untuk mendapatkan bangunan yang layak dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!