Rumah Singgah Gratis untuk Puluhan Duafa Bisa Pergi Berobat

“Kadang kami sampai gak berobat karena bingung mau nginep di mana, tapi dengan Rumah Singgah ini kami jadi punya harapan buat berobat.” Bu Etty, Penghuni Rumah Singgah Cemara

Halo, namaku Toni dan umurku sekarang 56 tahun. Kurang lebih 2 tahun sudah aku mendirikan sebuah rumah singgah, yang bernama Rumah Singgah Cemara. Rumah itu, untuk teman-teman duafa atau orang-orang yang kurang mampu, agar mereka bisa menginap kalau mereka harus bolak balik rumah sakit, khususnya di RSHS Bandung. 

Ide ini berawal dari sebuah ketukan hati, ketika aku melihat banyaknya pasien yang terlantar di lorong-lorong rumah sakit. Melihat itu, benar-benar membuat hati saya terenyuh. Terpikirkan olehku, “Bagaimana ya kalau aku yang ada di posisi mereka?”

Kebanyakan dari pasien-pasien itu, berasal dari luar daerah. Mereka, sekedar untuk berangkat berobat pun harus pontang-panting pinjam uang kesana-kemari.  Berobat di rumah sakit, juga tidak sehari atau dua hari langsung sembuh. Belum lagi, untuk biaya makan, obat dan lain-lain. Makanya, dengan rumah singgah sederhanaku ini, berharap bisa meringankan beban mereka. 

Setiap hari, kurang lebih ada 15-20 pasien, beserta keluarganya menginap di sini. Selama 2 tahun ini, Rumah Singgah sudah menjadi rumah kedua bagi 1.000 pasien lebih yang berobat di rumah sakit, daerah Bandung. 

Aku harus mengikhlaskan tabungan pribadiku, untuk menyewa salah satu rumah di daerah Sukajadi, Bandung. Rumah tua sederhana ini, aku renovasi sedikit demi sedikit agar penghuni lebih nyaman. Tidak ada satupun penghuni yang pernah kutolak, karena semuanya pasti butuh bantuan. Walaupun terkadang mereka juga harus maklum, berdesak-desakan ketika ramai. Namun, setidaknya rumah ini bisa menjadi tempat mereka berteduh dan berjuang untuk sembuh.

Oh, ya! Untuk tinggal di rumah ini, aku tidak memungut biaya sepeser pun, semua fasilitas di sini gratis. Bahkan, kalau ada rezeki lebih, aku juga membagikan beras gratis. Aku juga memberikan fasilitas mobil ambulans, kalau sewaktu-waktu dibutuhkan. 

Tak jarang juga aku membantu mengurus administrasi penghuni jika mereka mengalami kesulitan. Semua kulakukan dengan tujuan mereka bisa terus berobat dan sembuh. 

Sayangnya TemanBaik, aku juga memiliki keterbatasan. Dana pribadi dari berdagang warteg dan usaha toko listrikku masih terbatas. Para donatur juga tidak selalu datang. Sedangkan, banyak kebutuhan operasional rumah yang perlu dipenuhi, apalagi sewa rumah juga sudah mau habis. 

Aku tidak ingin Rumah Singgah ini tutup, akan kemana nanti mereka yang butuh tempat menginap jika harus bolak-balik rumah sakit? Maukah TemanBaik, menemani perjuanganku untuk membuat Rumah Singgah ini tetap ada? 

Dengan bantuan TemanBaik, tentunya bisa menjadi harapan bagi ratusan atau bahkan ribuan nyawa berjuang untuk sembuh. Mari beri bantuan terbaikmu dengan cara klik tombol Donasi Sekarang di bawah!