Krisis Air Bersih, Buat Warga Kampung Hirang - NTT Konsumsi Air Keruh

Bertahun-tahun krisis air bersih, kami tak punya pilihan selain mengonsumsi air keruh setiap hari. Kecuali, saat turun hujan. Kami bisa menadah air hujan untuk dikonsumsi.

Hai TemanBaik!

Perkenalkan kami warga Kampung Hirang, Alor-Nusa Tenggara Timur (NTT). Selama bertahun-tahun, masyarakat di sini tidak pernah menikmati air bersih. 

Lagi haus-hausnya, tapi air habis dan harus jalan kaki dulu 3 kilometer buat ambil air, kebayang? Itulah yang kami alami di sini. Jarak sumber air satu-satunya sejauh itu.

Kami harus menempuh jalan yang tidak mudah, naik turun bukit, dan jalannya licin karena penuh kerikil. Normalnya ditempuh selama 30-40 menit saja, tapi kami bisa sampai 1 jam dengan membawa jerigen air.

Sudah jauh, airnya keruh lagi. Kalau kemarau bisa lebih keruh dari biasanya, soalnya airnya surut dan harus digali dulu. Sebenarnya itu tidak bisa diminum, tapi kalau tidak pakai air keruh itu, kami pakai air apa lagi?

Dari dulu kami ingin bangun sumur bersama, tapi upah kami dari bertani tidak cukup. Jadi ya mau bagaimana lagi, selain memanfaat air keruh yang ada. Paling kami bisa sedikit terbantu kalau sedang musim hujan, karena bisa menikmati air tadahan.

Entah sampai kapan kami harus mengonsumsi air keruh yang membahayakan untuk kami. Besar sekali harapan kami punya sumur bor, yang airnya bersih dan bisa dipakai bersama. 

TemanBaik, bisa nggak ya warga Kampung Hirang punya sumur bor?

Untuk TemanBaik yang mau membantu pengadaan sumur bor di kampung kami bisa menyalurkannya dengan cara klik tombol Donasi Sekarang di bawah ini ya!