Alami Gangguan Pendengaran Berat, Anakku sampai Harus Terapi Wicara

Seperti anak pada umumnya yang terlahir normal, Aidil (4 tahun) anakku pun demikian. Bahkan aku tidak melihat ada gejala aneh pada dirinya.

Sampai suatu hari, kosa kata yang dimilikinya pelan-pelan menghilang, anakku tidak merespons saat dipanggil. Ia seperti sibuk dengan dunianya sendiri.

Aku berinisiatif membawanya konsultasi ke Puskesmas Rambatan 1. Dari sana anakku dirujuk dari satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya, sampailah akhirnya rujukan terakhir ke Auris Sentra Pendengaran

Sedih rasanya hatiku ketika harus menerima kenyataan kalau anakku divonis menderita gangguan pendengaran berat dengan ambang pendengaran 78,75 db telinga kanan dan 81,25 db telinga kiri.

Kurang lebih sudah 1 tahun setengah anakku mengalami gangguan pendengaran ini. Mau tidak mau, ia diharuskan memakai ABD (Alat Bantu Dengar). Sayangnya, karena terkendala biaya, jadi baru-baru ini anakku memakai alat bantu dengar. 

Karena baru menggunakan alat bantu dengar, sudah pasti anakku mengalami keterlambatan dalam pertumbuhannya. Bahkan anakku mengalami gangguan wicara yang menghambat cara berkomunikasinya. 

Sekarang setelah mendapatkan alat bantu dengar, anakku juga butuh terapi pendengaran (AVT) dan terapi wicara rutin agar bisa mengejar ketertingalannya. 

Aku dan suami mengalami kesulitan untuk memenuhi biaya terapinya yang mahal serta biaya transportasi dari rumah kami di Simawang, Tanah Datar, Sumatera Barat ke rumah sakit.  

Kalau TemanBaik mau membantu anakku, bisa langsung menyalurkan bantuan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini ya