Gagal Ginjal Akut Buatku Harus Cuci Darah 2 Kali Seminggu

Lelah dan sakit, itulah yang aku rasakan selama masa pengobatan karena tidak semuanya berjalan dengan baik. Kondisiku terus menurun, sampai harus pakai oksigen.

Hai TemanBaik!

Aku Anah, lansia berumur 77 tahun yang sekarang harus rutin cuci darah 2 kali seminggu. Aku tengah menderita gagal ginjal akut.  

Kondisiku mulai memburuk sejak akhir tahun lalu. Padahal tidak ada gejala spesifik, aku mengira mungkin ini faktor umurku yang sudah tua. Tapi, nyatanya tidak. 

Setelah dibawa periksa ke RSUD Cipayung, Jakarta Timur, dokter bilang ada pembengkakan jantung, flek paru-paru (TB). Jujur saja, ini kabar buruk untukku di usiaku yang sudah senja ini.

Aku sempat mengalami masa kritis selama 4 hari dan menjalani berbagai perawatan medis, seperti cuci darah serta pasang alat jalur sirkulasi untuk cuci darah di RS Polri Kramat Jati. Namun, akhirnya dirujuk juga ke RS Haji Jakarta. 

Akhirnya aku menjalani operasi CDL, yaitu penanaman alat di pembuluh besar untuk jalur cuci darah. Lagi-lagi, setelah operasi kondisiku menurun sampai harus pakai oksigen dan transfusi darah 2 kantong. 

Untungnya, aku ditemani salah satu anakku. Dari awal pengobatan sampai tindakan operasi, dia selalu izin kantor untuk mendampingiku. Alhasil, makin banyak absen, maka makin sedikit gaji yang diterima. Padahal, anakku ini membagi penghasilannya untuk pengobatanku dan untuk anak istrinya. 

TemanBaik, aku ingin sembuh tanpa harus merepotkan anakku yang sudah banyak mengeluarkan biaya. Biaya cuci darah, transportasi dan kebutuhanku lainnya banyak sekali. 

Dengan penuh kerendahan hati, aku memohon bantuan kepada TemanBaik agar proses pengobatanku bisa berjalan dengan baik tanpa kendala biaya. 

Kalau TemanBaik mau membantu, bisa menyalurkannya dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini ya!