Bangun Jembatan untuk Akses Warga Pedalaman

“Kami selalu kesulitan setiap kali mau ke seberang. Motor harus dinaikkan dulu ke atas perahu kayu. Kalau arus sungai deras, perahu rawan terbalik dan kami bisa tenggelam,” – Warga Desa Lubuk Pandan
Jauh di pedalaman Sumatera Selatan, tepatnya di Desa Lubuk Pandan, Kecamatan Lakitan, Kabupaten Musi Rawas terdapat 2.300 warga yang terisolasi karena untuk keluar dari desa mereka harus menyeberangi sungai.Padahal banyak ibu rumah tangga yang harus pergi belanja ke pasar, warga yang harus bekerja ke kebun, dan anak-anak yang harus pergi ke sekolah.

Jika mereka melewati jalur darat, harus memutar ke desa lain dengan waktu tempuh selama 1,5 jam.

Akhirnya, mereka memilih untuk menyebrangi sungai dengan perahu kayu yang dikenai biaya transportasi sebesar 20.000 (pulang-pergi).

Pilihan ini bukan berarti memudahkan mereka, karena selain perahu rawan tenggelam ketika arus deras, biaya ongkos yang dikeluarkan cukup besar. Apalagi dibandingkan dengan upah mereka sebagai petani yang tak seberapa.

"Sehari upah kami biasanya Rp50.000, itu pun tidak menentu. Kalau harus bayar ongkos, ke rumah hanya bawa Rp30.000 untuk makan keluarga, belum lagi bayar anak sekolah," cerita salah satu warga.
"Kalau mau pakai perahu juga harus mengantri. Anak-anak kami kadang jadi telat ke sekolah," lanjutnya.

"Kami bermimpi bisa bangun jembatan di sini, jadi warga bisa dengan mudah bolak-balik ke seberang, nggak perlu mengeluarkan biaya. Tapi apa daya, penghasilan kami terbatas,"

#TemanBaik, warga Desa Lubuk Pandan sangat membutuhkan kemudahan akses untuk beraktivitas. Ayo kita bantu bangun jembatan di Desa Lubuk Pandan!