Bantu Harapan Tatak Riyanto

“Anakku terpaksa cuci darah sendiri di rumah! Aku terbatas biaya membawanya bolak-balik ke rumah sakit. Berteman alkohol, kain kasa, betadine dan alat medis lainnya, tangan gemetarku melakukannya demi anak bertahan hidup.”

“Setiap hari aku bekerja keras, mulai dari cari rumput, jual hasil panen tetangga, hingga kuli bangunan demi anak bisa berobat. Tapi hasilnya hanya rasa bersalah, selalu jauh dari cukup untuk kesembuhannya.” -Wahyudi, Orang tua Tatak-

Saat itu aku membatin, ‘pantas saja perutnya tampak bengkak dan tinggi badannya tidak bertambah,’ ternyata organ hatinya sedang sekarat. Tatak Riyanto (26 thn), anakku tercinta harus merelakan masa mudanya demi bertahan hidup dari penyakit kronis. 

Ia harus bertahan hidup dengan muntah darah, mimisan, hingga mudah lelah. Ketika ku pikir yang dijalani anakku sudah cukup berat, ternyata datang diagnosa yang lebih pahit. Anakku dinyatakan gagal ginjal stadium 5. Aku bagai ditampar telak oleh kenyataan. 

Sejak itu, anakku tak lagi hidup seperti manusia biasa. Ia harus menjalani, radiologi, cek laboratorium, CT Scan, endoskopi hingga 7 kali dan harus cuci darah rutin seumur hidupnya.

Sungguh melelahkan, tubuh lemahnya terpaksa menempuh 4 jam perjalanan naik ojek dari tempat tinggal kami di pelosok desa ke Yogyakarta. Belum lagi ongkosnya yang bisa menguras kantong hingga ratusan ribu, menambah beratnya perjuangan ini.

Setiap hari hatiku menangis dalam diam, hancur hatiku melihat anakku yang ingin sekedar jalan saja harus menahan sakit. Tulangnya juga rapuh dan mudah patah. Doanya tak pernah berhenti, agar orang tuanya diberi rezeki agar Ia bisa terus berobat.

Dibalik mata lelahnya, aku tahu anakku selalu menyimpan harapan yang selalu meluluhkan hatiku. Namun biaya pengobatannya terus membengkak, Ia harus kontrol rutin ke rumah sakit, membeli peralatan medis untuk cuci darah dan kebutuhan lainnya. 

#TemanBaik, mari bantu Tatik untuk melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!