180 Korban Banjir Tinggal di Tenda Pengungsian

“Pada 22 April 2024, hujan lebat melanda Lorong Palang VI Desa Gunung Baringin, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Dua jam setelah hujan, air sungai meluap, banjir perlahan-lahan membesar dan deras sehingga menghanyutkan rumah warga.”

Lokasi banjir sudah mulai surut meski lumpir di mana-mana. Ada 70 keluarga atau sekitar 180 orang menjadi korban banjir. Salah satu korban yang terkena dampak banjir yaitu Bapak Yasiduhu Gea (47 thn). 

Saat kejadian, Bapak Yasiduhu bersama anak dan istrinya sedang berada di rumah. Tiba-tiba terdengar suara orang teriak ‘molo,’ bahasa Nias yang artinya banjir! Sontak Pak Yasiduhu dan keluarganya kaget dan buru-buru keluar rumah.

Ternyata di luar rumah sudah banyak orang berlarian karena air mulai tinggi. Pak Yasiduhu pun langsung menggendong anaknya lari ke dataran yang lebih tinggi. Besoknya ketika kembali, rumahnya sudah tak terlihat karena sudah terbawa arus banjir.

Musibah ini tidak memakan korban jiwa, hanya luka-luka ringan. Tapi puluhan rumah rusak berat bahkan hilang terbawa arus banjir, kendaraan juga terbawa arus, dan hewan peliharaan yang di kandang juga mati. Kerugian mencapai ratusan juta rupiah.

Saat ini sudah disediakan sebuah posko dan dapur umum seadanya di dataran yang lebih tinggi. Kondisi di posko cukup baik, hanya saja saat terjadi hujan korban sedikit kewalahan. Kamar mandi juga sangat  terbatas.

Saat ini para korban membutuhkan dana untuk membangun rumah karena harta bendanya ludes. Selain itu para korban membutuhkan dana untuk membeli bahan makanan, pakaian dewasa maupun anak-anak, popok bayi, obat-obatan hingga vitamin.

#TemanBaik, mari kita ringankan beban para korban banjir dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!