Perjuangan Lansia Cari Nafkah Merawat Anak Terbelakang Mental

“Anak kedua Mbah Juminah tidak bisa membantu untuk mencari nafkah karena mengalami keterbelakangan mental dan tuna wicara. Penyakit tersebut didapatkan anaknya karena saat hamil tua Mbah Juminah jatuh saat bekerja.”

Di usianya yang sudah renta, Mbah Juminah (66 thn) masih berjuang menjadi tulang punggung keluarga. Ia hanya hidup bersama anak keduanya, Agus Salim (39 thn), di sebuah gubuk di Ngentak, Sewon, Bantul, Yogyakarta.

Sudah 20 tahun Mbah Juminah mencari nafkah dengan berjualan serbuk kayu yang diperoleh dari tetangganya dan kemudian dijual ke pacuan kuda. Serbuk tersebut untuk ditaburkan ke lantai agar tidak licin saat pacuan.

Anak kedua Mbah Juminah tumbuh kembanganya tidak sesuai dengan usianya. Meski usianya hampir kepala 4. Bahkan anak kedua Mbah Juminah masih perlu bantuan untuk melakukan aktifitas apapun.

Anak pertama Mbah Juminah yang biasanya menjadi tulang punggung keluarga meninggal 3 tahun lalu karena asam lambung. Kini Mbah Juminah yang menanggung beban mencari nafkah sekaligus mengurus anak keduanya.

Kondisi Mbah Juminah tentunya sangat berat, apalagi penghasilannya tidak menentu. Mbah Juminah sangat ingin sekali di masa tuanya membuka warung sembako. Hal itu karena Ia sering diminta tetangga untuk membeli barang kebutuhan sehari-hari dan diupah.

Mbah Juminah melihat warung sembako merupakan peluang usaha yang bagus. Selain itu Mbah Juminah juga ingin membuka usaha ternak kambing. Namun ia terkendala biaya, bahkan untuk hidup sehari-hari saja Mbajh Juminah serba kekurangan.

#TemanBaik, mari bantu Mbah Juminah punya modal usaha untuk meringankan beban hidupnya dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!