Sakit Mikrosefalus dan Epilepsi, Bantu Rehan yang Lumpuh dan Sering Kejang-kejang Pengobatan

“Kalau kambuh kejang-kejang sampai semua badannya kaku, bibir pucat, dan berujung lemas. Sering juga ketika kambuh langsung dibawa ke IGD, karena kalau dia kejang-kejang tanpa demam, saya jadi ketakutan,” ungkap Yayah Dahliah, orang tua Rehan.

Rehan Sukma Wijaya (14 tahun) lahir dalam kondisi tidak sadar dan tidak menangis seperti anak-anak lain ketika baru lahir. Perkembangannya terhambat dan hanya bisa tiduran meski sudah menjalani serangkaian pengobatan.

Ia juga sering menjerit nangis ketika kencing hingga suatu hari kencingnya mengeluarkan darah, dan bahkan pernah sampai kaki dan tangannya kaku.

Akhirnya Rehan pun kembali periksa ke rumah sakit dan kata dokter, Rehan didiagnosa mengalami kencing batu. Ia langsung menjalani operasi pada usia 10 tahun.

Setahun kemudian kejang-kejangnya semakin parah dan saat di rumah sakit Rehan dinyatakan mikrosefalus (kondisi kepala bayi lebih kecil dari ukuran normal) dan epilepsi (kejang). 

Aktivitasnya hanya diam di kursi roda, melamun, tidak bisa bicara, hanya bisa tersenyum. Ibunya sangat ingin Rehan sehat seperti anak-anak pada umumnya. 

“Sudah berobat kemana aja biar dia seperti anak-anak pada usianya, bisa jalan, duduk, main bola,” ungkap Yayah Dahliah.

Selain rutin kontrol ke RSUD Bekasi, Rehan juga harus cek jantung, scan, THT, mata, EEG, hingga nutrisi, karena terlalu kurus. Namun, Ia terkendala biaya transportasi dan kebutuhan lainnya. Ayahnya bekerja sebagai tukang ojek tidak menentu dan ibunya juga bantu bekerja gosok baju seminggu sekali.

#TemanBaik, saat ini kondisi Rehan lumpuh, kaki dan tangannya kaku sebelah, tidak bisa duduk dan kejang-kejang, mari bantu Rehan agar bisa terus menjalani pengobatan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!