Jatuh dari Ayunan, Anakku Sampai Alami Kerusakan Otak dan Sempat Koma

Tanpa oksigen yang memadai, sel dan jaringan otak anakku akan mengalami kerusakan dan mati. Nggak bisa aku membayangkannya. 

Lihatlah, betapa menggemaskannya anakku Fahreza (3th) sebelum kejadian jatuh dari ayunan. Anakku lahir normal, dan bahkan sedang gemas-gemasnya mengoceh terus. Tapi musibah nggak diduga datang saat usianya baru beranjak 18 bulan. 

Jatuh dari ayunan yang mungkin dipandang sepele, ternyata memberikan dampak yang fatal untuk anakku. Bagaimana nggak fatal? Seminggu setelah jatuh anakku demam sampai muntah-muntah. Seminggu pula anakku dirawat, tapi bukan kesembuhan yang kami saksikan, justru penampakan menyayat hati sebab anakku kejang-kejang dan koma selama 1 bulan. 

Sebagai orang tua, perasaanku campur aduk nggak karuan, karena dokter sempat bilang nggak ada obat untuk anakku sebelum akhirnya menyuruhku untuk membawanya pulang. Dari diagnosa dokter, anakku mengalami cerebral infection. Yang bagiku sendiri, ini vonis medis yang asing di telingaku. 

Ya, cerebral infection adalah kondisi ketika aliran darah di otak terhambat, sehingga menyebabkan kerusakan jaringan otak. Kerusakan ini terjadi karena jaringan otak tidak mendapatkan cukup oksigen. Benar-benar hancur hati kami mendengar anak ketiga kami harus mengalami kejadian ini. Kami tinggal di Aceh, dan keadaan semakin berat untuk kami, karena ayahnya nggak bekerja selama corona - sehingga segala kebutuhan anakku jadi terhambat. 

TemanBaik, tolong jangan biarkan jaringan otak anakku rusak. Kami membutuhkan dukungan kalian semua. Bantuan untuk anakku bisa disalurkan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini ya!