Gagal Ginjal Buatku Harus Rutin Cuci Darah dan Bergantung pada Obat

Ayahku sampai harus menjual rumah, supaya aku bisa cuci darah dan sembuh. Aku ingin terus berjuang untuk orang tuaku.

Hai TemanBaik! Aku Rasya (15th) dan ini cerita perjuanganku melawan penyakit gagal ginjal. 

Pertama kalinya aku didiagnosis ginjal bocor itu, tahun 2019 di RSUD Sudarso. Lalu, aku dirujuk ke RSCM untuk pengobatan lebih lanjut. 

Aku sempat sulit mendapatkan perawatan yang baik, karena kondisi pandemi yang sedang naik. Jadi, aku harus pulang dulu setelah 2 bulan berada di rumah sakit. 

Setelah penantian panjang dan merasa kondisi pandemi sudah tidak begitu parah, aku dan kedua orang tuaku kembali lagi ke Jakarta. Sebulan lamanya aku dirawat. Akhirnya, dokter bilang aku mengalami gagal ginjal dan harus cuci darah.

Aku terpukul dengan diagnosis dokter, membayangkan segala aktivitasku, bahkan sekolahku akan terhambat. Segala pengobatan harus tetap aku jalani agar bisa sembuh.

Sekarang, aku sangat bergantung pada obat untuk menjaga agar ginjalku berjalan dengan normal. Meskipun, sudah beberapa titik ada kebocoran. Aku tetap semangat untuk sembuh, karena ayahku sudah berkorban sampai harus menjual rumah kami demi biaya pengobatanku. 

TemanBaik, aku dan keluarga butuh uluran tangan untuk biaya transportasi Pontianak-Jakarta dan biaya obat yang tidak ditanggung BPJS. Aku tidak tahu sampai kapan harus menjalani pengobatan ini, tapi aku pengen sembuh.

TemanBaik yang mau membantuku bisa menyalurkannya dengan cara klik tombol Donasi Sekarang di bawah ini ya!