Semai Mimpi Anak-anak dari Pinggir Sawah

"Tingkat kesuksesan menurut orang berbeda-beda. Panggilan hati saya di sini…. Dulu saya sempat di jalanan, tidak jelas. Saya tidak mau Arek-arek ini seperti saya. Jangan sampai lah mereka seperti saya."

Hai TemannBaik, sekitar 9 bulan lalu pada pertengahan 2019, saya Galieh Rakasiwi, membuat kegiatan Pinggir Sawah. Tempat ini bisa disebut rumah singgah, rumah belajar, rumah baca, rumah bermain. Lokasinya di rumah saya di Jalan Kalisetail, Sempu, Banyuwangi-Jawa Timur.

Kenapa namanya Pinggir Sawah? Kebetulan tempatnya di pinggir sawah. Pinggir itu kan tepi, sisi dan sawah itu artinya luas dan banyak manfaat. Harapan saya biarpun kami ada di desa bukan perkotaan, tapi saya ingin kami punya banyak manfaat. Selain itu, nama ini beda dan mudah diingat.

Di tempat ini, anak-anak bisa membaca buku bersama, belajar bahasa Inggris dan Matematika, bermain bersama sesuai keinginan mereka. Selain itu, kami juga menggali bakat anak dengan membuat panggung kreasi seperti baca puisi, menggambar, melukis, parodi musikal.

Kalau hari ini sedang ingin membaca ya… kami membaca buku, kalau hari ini Arek-arek mau belajar bahasa Inggris kami belajar. Kebetulan istri saya senang anak-anak juga, jadi dia kadang ikut bantu mengajari anak-anak ini belajar.

Awal mula membuat kegiatan Pinggir Sawah, saya mengalami kesulitan untuk mengumpulkan anak-anak. Apalagi mengajak mereka untuk baca buku. Saya beri mereka jajanan lalu ajak berkumpul, saya kenalkan tentang buku dan belajar membaca buku. Mereka boleh membawa pulang buku tapi hari berikutnya mereka harus menceritakan isi buku yang dipinjam tersebut.

Lama-lama anak-anak datang sendiri karena ingin baca buku, belajar, dan bermain bersama. Bukan karena ingin mendapat jajanan. Saat ini ada 20-30 anak datang ke Pinggir Sawah. Usia anak-anak ini bervariasi, mulai dari yang belum sekolah, usia TK hingga usia SD.

Di hari biasa, anak-anak boleh datang ke Pinggir Sawah setelah mengaji. Kalau hari Minggu atau hari libur biasanya mereka datang dari pagi. Saya ajak juga anak-anak usia SMP, SMA ikut mendampingi adik-adik mereka di sini, menemani bermain dan belajar. Atau bila ada teman yang datang dan ingin mengajar atau bermain bersama Arek di sini, kami terbuka.

Tantangan lain yang saya hadapi saat membuat kegiatan Pinggir Sawah ini yaitu banyak orang mempertanyakan kegiatan ini. Bahkan ada yang mencibir. Tapi bagi saya yang penting saya mencoba. Lama-lama masyarakat dan orangtua anak menanggapi positif kegiatan kami.

Semangatnya anak-anak bisa nambah semangat saya juga. Namun kami terkendala biaya untuk operasional. Selama ini sebagai saya menggunakan sebagian hasil warung kopi yang saya buka di rumah untuk membiayai kebutuhan dan kegiatan Pinggir Sawah.

Dana yang kami butuhkan sebesar Rp38 juta. Dana ini akan digunakan untuk biaya pengadaan buku-buku, membeli perlengkapan belajar-mengajar, membeli mainan dan alat peraga, membeli komputer, printer, dan proyektor. Di samping itu dana akan digunakan untuk biaya perbaikan tempat bermain anak serta membiayai kegiatan panggung kreasi.

Kita semua ini sama, hanya siapa yang mau bergerak. Mudah-mudahan apa yang saya lakukan ini bisa bermanfaat bagi orang lain, bagi Arek-arek…. Saya senang bisa bermanfaat, ya… minimal tidak merugikan. Ada kepuasan hati tersendiri dengan membuat kegiatan ini.

#TemanBaik, ayo dukung Arek-arek di Pinggir Sawah menjadi pribadi yang berkembang dan bisa mewujudkan mimpi dan cita-cita mereka. KLIK donasi di BenihBaik.com serta SHARE cerita ini di media sosial dan kepada TemanBaik lainnya.