Ayahnya Sampai Banting Stir Jadi Driver Ojol Demi Pengobatan Epilepsi dan Pneumonia Naysha

“Dalam satu tahun pneumonia Naysha bisa kambuh 5-6 kali, akibatnya anak saya sesak nafas. Pneumonia-nya belum ada tindakan karena kami belum punya biaya untuk vaksinasinya. Suami saya harus berhenti kerja demi membawa anak berobat ke Jakarta. Bahkan suami sampai rela jadi pengemudi ojek online di waktu luangnya demi kumpulkan biaya berobat anak kami,” ungkap Neng Sri, selaku orang tua Naysha.

Mulanya saat usia 4 bulan anak saya, Naysha Arumi Mumtaza (2 thn), mengalami sesak nafas dan demam hingga dibawa ke rumah sakit. Setelah diperiksa, ternyata anak kami didiagnosa infeksi pernafasan atau pneumonia dan sempat mengalami kritis selama seminggu.

Masuk usia ke 6 bulan, tiba-tiba ada gerakan-gerakan yang kaku pada tubuh Naysha, seperti kejang hingga membiru. Dokter yang periksa menjelaskan anak saya epilepsi.  Tapi setelah dilakukan EEG, hasilnya anak saya sudah abnormal II, yaitu gangguan fungsi otak kiri dan kanannya.

Sudah 2 tahun anak saya menjalani pengobatan untuk epilepsi, tapi anak saya masih kejang belum bisa dikendalikan.  Jika kejangnya sangat hebat, kami akan larikan ke IGD rumah sakit. Sakit pneumonia-nya pun masih berlanjut, yang jika kambuh anak saya akan mengalami sesak nafas, badannya membiru, lemas, tidak bisa bangun, demam, hingga batuk-batuk. 

Hancur perasaan saya melihat anak saya kesakitan. Sampai-sampai saya sering menyalahkan diri saya sendiri, apakah saya membuat kesalahan waktu dulu mengandung Naysha sampai punya 2 penyakit sekaligus? Saya sangat ingin anak saya sembuh, sering saya bilang ke anak, ‘semangat ya Nak, kamu pasti sembuh bentar lagi kamu sekolah, bisa main sama teman-teman, kamu pasti sembuh.’

Akhirnya anak saya pun dirujuk ke RSCM Jakarta untuk pengobatan lebih lanjut. Kami tanpa pikir panjang berusaha semaksimal untuk kesembuhan anak kami hingga rela menjual kendaraan, harta, dan melakukan pinjaman. Semata-mata untuk membawa anak kami berobat dari tempat tinggal kami di Sukabumi ke Jakarta.

Saat ini sudah 2 bulan kami berada di Jakarta, rencananya anak saya akan dilakukan EEG Long Term. Kami terkendala biaya karena kebutuhan anak kami tidak sedikit, seperti kebutuhan untuk beli alat nebu karena anak sering sesak nafas, vaksin pneumonia dan influenza, transportasi, tempat tinggal, hingga obat yang tidak dicover BPJS. Saya merupakan ibu rumah tangga dan suami sekarang pengemudi ojek online penghasilan tidak menentu.

#TemanBak, mari bantu Naysha dan orang tuanya agar bisa terus berjuang untuk mendapatkan kesembuhan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!