Perjuangan Penderita Diabetes Melitus Tipe 1, Merantau demi Bisa Terus Berobat

Hidup sebagai penderita diabetes melitus nggak mudah. Setiap hari aku harus mengontrol gula darah, untuk mengantisipasi terjadinya komplikasi serangan jantung, stroke, infeksi kaki berat yang bisa diamputasi, gagal ginjal stadium akhir dan masih banyak lagi penyakit yang mengintaiku dari cikal bakal diabetes ini. 

Aku, Robi (20th). Dalam hidupku, nggak pernah terpikir sebelumnya kalau di usia yang masih terbilang muda ini aku harus berjuang dengan penyakit diabetes melitus tipe 1 dan juga mata katarak. 

Kondisi sering lapar, haus, lelah dan sering buang air kecil di malam hari aku kira hal yang biasa dan itu wajar. Tapi ternyata nggak, justru itu gejala awal penderita diabetes. Karena penyakit itu, kini aku harus rutin kontrol tiap minggu, sebab pankreasku nggak bisa lagi menghasilkan insulin sehingga harus mendapatkan insulin bantuan.

Selama ini, pengobatan di RSUP Dr M Djamil memang ditanggung BPJS, namun ada beberapa di antaranya yang nggak ditanggung. Misalnya aku yang diharuskan membeli alat perlengkapan untuk mengecek gula darah, supaya gula darah dapat terkontrol. 

Kondisiku semakin berat setelah kakakku nggak bisa membantu pengobatanku lagi setelah ia menikah. Akhirnya, demi pengobatanku, aku beranikan diri pergi dari rumahku di Padang Laweh Jorong Cacang Tinggi Nagari Tiku Utara, Sumatera Barat untuk mengadu nasib bekerja di Riau sebagai karyawan toko. 

Dengan penghasilan Rp 2 juta per bulan, itu hanya cukup untuk biaya makan dan bayar kos. Lalu bagaimana dengan pengobatanku? Entahlah, aku hanya bisa berdoa supaya selalu diberi kekuatan untuk menjalani setiap takdirku ini. Diberikan umur panjang supaya walaupun dengan penyakit ini, aku masih bisa membahagiakan keluargaku. 

TemanBaik, maukah mendukung dan menemani perjuanganku selama pengobatan diabetes melitus ini? Sedikit bantuan yang aku terima sangat berarti. Untuk bantuan bisa disalurkan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini ya!