Sedikit Bagimu, Berarti Banyak Bagi Penyandang Tunagrahita di Yayasan Tri Asih

Perkenalkan saya Herlandi Dadung, berusia 24 tahun. Saya seorang penyandang disabilitas intelektual atau Tunagrahita yaitu Down Syndrome. Ayah dan Ibuku sudah dipanggil Tuhan pada 2018, karena sudah tidak ada yang mengerti cara merawat saya, maka ibu RT di wilayah saya mengantar saya ke Yayasan Tri Asih.

Maaf ya kak…. Jika saya  tidak bisa ngomong secara langsung, cuma bisa dari tulisan ini. (Anak yang mengalami Tunagrahita umumnya mengalami kesulitan fungsi intelektual dan kognitif seperti belajar hingga memecahkan masalah, mereka juga mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari seperti dalam berkomunikasi).  

Di Yayasan Tri Asih,  saya selalu didampingi oleh kakak-kakak yang bertugas, mereka sangat sabar dan telaten dalam mendampingi saya.

(Beberapa anak dengan kondisi Tunagrahita membutuhkan orang lain untuk menemaninya, idealnya 1 anak 1 pendamping selama 24 jam. Namun saat ini Yayasan Tri Asih masih belum mampu membiayai 1 anak 1 pendamping tersebut). 

Di Tri Asih, saya dan teman-teman juga mengikuti berbagai kegiatan lho…. (Penyandang Tunagrahita perlu diajari keterampilan bekerja yang sesuai dengan kemampuannya, belajar menggunakan uang, dan belajar merawat dirinya sendiri). 

Saya dan teman-teman juga mengikuti berbagai terapi untuk meningkatkan kemampuan fisik kami. Terapi ini dulu sering ku jalani, namun karena adanya pandemi maka terapi ku juga terhalang. Ada kebutuhan tambahan dalam masa pandemi seperti; pengadaan APD, hand sanitizer dan desinfektan yang sangat berdampak bagi  penambahan biaya operasional Yayasan.

(Penyandang tunagrahita sangat membutuhkan terapi dan Yayasan Tri Asih memberikan mereka 8 jenis terapi untuk memaksimalkan perkembangan mereka setiap harinya, yaitu:

1.      Terapi Sensori Integrasi,

2.      Terapi Okupasi,

3.      Terapi Wicara,

4.      Terapi Snoezelen,

5.      Terapi Batu Giok,

6.      Fisioterapi,

7.      Hydroterapi,

8.      Terapi Patterning.

Yayasan Tri Asih mengasuh 232 siswa, dimana  51 siswa yang menginap di dalam Yayasan, masih ada berbagai kegiatan yang diterapkan di dalam Yayasan. (Seperti pada gambar  dan video berikut).

Saat ini kami menggalang dana untuk biaya kebutuhan sehari-hari. 70% pendapatan berasal dari para donatur, namun karena adanya pandemi, kegiatan penggalangan dana yang semula dilakukan di berbagai gereja, saat ini tidak dapat dilakukan lagi. Banyak dari para donatur kami yang juga terdampak, sebagian mengalami kesulitan terutama pada bidang finansial (mengalami PHK, pemotongan gaji, dll), tidak sedikit pula donatur kami telah berpulang ke-rumah Bapa.

Yayasan Tri Asih  membutuhkan dana untuk memenuhi kebutuhan anak asuh seperti; masker, disinfektan, sembako (beras, minyak, garam, kacang hijau, dan gula merah) juga untuk kebersihan diri diantaranya; sabun mandi, deterjen, shampoo, sabun cuci piring, pembersih lantai, dan pasta gigi.

“Dadung berharap kakak-kakak yang baik mau menolong, supaya Dadung dapat kembali mendapatkan terapi-terapi dan Yayasan Tri Asih dapat terus beroperasi agar terus bisa membantu Dadung dan teman-teman lainnya. Terima kasih kakak-kakak yang baik, Semoga Tuhan memberkati kakak-kakak dan keluarga, yaaa, Amin..” - Dadung

Kamu bisa bantu mereka dengan cara:

1. Klik “Donasi Sekarang”

2. Isi nominal donasi

3. Pilih metode pembayaran. bisa dengan OVO, DANA, LinkAja, ShopeePay, GoPay, Sakuku, BRI E-Pay dan BCA Klik-Pay. Bisa juga lewat transfer antar bank (BRI, Mandiri, BCA, BNI).