Demi Biaya, Ilyana yang Sakit Hidrosefalus Terpaksa Ikut Ibunya Narik Ojek

“Terkadang, aku terpaksa membawa anakku bekerja narik ojek hingga larut malam, karena tidak ada seorangpun yang menjaganya di rumah. Penyakit membuatnya harus diperhatikan secara ekstra, kepalanya terus besar dan tubuhnya kaku sampai tulangnya bahkan ada yang patah.”

“Hari-hari dijalani anakku dengan terbaring lemah di tempat tidur atau menangis kesakitan. Tatapan matanya seperti memohon pertolongan, tapi aku hanya bisa memeluk dan memijat tubuhnya, berharap meredakan penderitaannya yang tak pernah berhenti…”

Perkenalkan, aku Renita Nanda Saputri, merupakan ibu tunggal yang berjuang di jalanan sebagai pengemudi ojek online demi memenuhi pengobatan anakku. Putriku, Ilyana Shumaila Nayyara (6 thn), sedang berjuang dari penyakit hidrosefalus.

Penyakit yang menyebabkan penumpukan cairan di otak anakku ini memang sudah  terlihat tak lama sejak Ia lahir. Kepala perlahan membesar secara tak wajar, tak seperti bayi seusianya. Hati ini langsung diliputi rasa takut, dan aku segera membawanya ke rumah sakit. 

Bayangkan, di usia anakku yang masih 3 bulan, anakku harus merasakan operasi pemasangan selang Vp-Shunt untuk mengurangi kelebihan cairan di otaknya. Namun, anakku begitu kuat, Ia bisa bertahan melalui meja operasi.

Aku kira cobaan berat sampai disitu saja, tapi ujian baru kembali menghampiri. Anakku mengalami kejang hingga tak sadarkan diri di usianya 1 tahun. Aku panik, tubuhku gemetar, seolah jantung ini berhenti berdetak. Namun, sekali lagi, Tuhan memberinya kekuatan, Ia tetap bertahan.

Sejak saat itu, kejang-kejang datang silih berganti sampai tubuhnya kaku. Hingga usianya 4 tahun, aku terkejut mendengar bunyi dari kakinya, dan ternyata, tulangnya patah! Akibatnya, Ia harus menjalani operasi kaki hingga 5 kali. Tak sanggup rasanya melihat penderitaan yang dialaminya, pasti sakit sekali!

Saat ini, di usianya yang sudah 6 tahun, badannya sangat kecil dan rapuh sekali. Ia seperti bayi, tak bisa melakukan apapun. Bahkan, mengunyah pun tidak bisa, Ia mengandalkan selang NGT untuk makan dan minumnya. 

Namun, melihat anakku yang terus bertahan, aku juga harus kuat dan tak menyerah untuk hidupnya. Aku bekerja lebih keras untuk memenuhi pengobatan anakku, tapi pengobatannya memakan biaya yang semakin besar dan proses pengobatannya sangat panjang.

Sedangkan aku biasanya membawa upah Rp50 ribu sehari, tapi bisa juga Rp10 ribu sehari kalau sepi pesanan. Sedangkan Ilyana masih harus rutin kontrol ke rumah sakit, membeli obat yang tidak dicover BPJS, mengganti selang NGT, membeli susu dan kebutuhan lainnya.

#TemanBaik, tak ada donasi yang terlalu kecil jika dilakukan bersama-sama. Dengan Rp100.000 saja, kita bisa jadi alasan Ilyana tetap punya harapan untuk sembuh. Yuk, klik Donasi Sekarang dan bersama kita wujudkan keajaiban bagi hidup  Ilyana!