Kategori Campaign
Panggilan Mendesak
Anak
3 Bulan Menginap di Rumah Sakit! Atthallah Berjuang Sembuh Sakit Jantung
“Hampir 3 bulan lamanya anakku harus dirawat di rumah sakit! Berkali-kali nyawanya berada di ujung tanduk hingga jantungnya sempat berhenti berdetak. Setiap detik aku diliputi rasa takut kehilangan, namun di sisi lain aku pun kebingungan memikirkan biaya dan perjalanan pengobatannya yang masih panjang” -Qori, Orang tua Atthallah-Atthallah Arsyad Sagara, putraku yang lahir dengan sehat dan tangisan pertamanya adalah anugerah terindah dalam hidupku. Namun kebahagiaan itu hanya bertahan sembilan hari, sebelum mimpi buruk menimpa kami. Tiba-tiba ia sesak napas, tubuh mungilnya membiru seolah kehabisan darah. Hatiku hancur saat dokter menyatakan bahwa ia mengalami kelainan jantung bawaan. Sejak itu, pelukan hangatku padanya berganti dengan tabung oksigen dan berbagai alat medis. Satu bulan penuh ia harus dirawat di NICU, terpisah dariku, dengan saturasi rendah dan infeksi paru-paru yang membuat napasnya terengah-engah. Bahkan di bawah pengawasan dokter sekalipun, aku tidak pernah benar-benar merasa lega. Kondisinya sempat drop, hingga harus dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar. Dokter akhirnya memutuskan memasang balon jantung dan melanjutkan operasi besar. Namun, anakku sempat pendarahan, sehingga dokter sempat menunda untuk menutup tulang dadanya.Kini, anakku masih berjuang. Nafasnya sesak, berat badannya tak kunjung naik, bahkan menyusu pun sering terhenti di tengah jalan. Jalan pengobatannya masih panjang, Ia harus mengejar berat badan agar kelak bisa dipasangkan alat pacu jantung. Sementara anakku alergi susu sapi, sehingga aku harus memberikannya susu khusus yang harganya bagiku cukup mahal. Suamiku hanya seorang staf dengan penghasilan pas-pasan untuk kebutuhan sehari-hari. Demi pengobatan anakku, aku rela menjual emas dan harta berharga yang kumiliki, karena aku hanya ingin melihatnya tumbuh sehat seperti anak-anak lainnya. Saat ini anakku membutuhkan biaya untuk transportasi ke rumah sakit, obat yang tidak dicover BPJS, susu khusus, dan kebutuhan lainnya. #TemanBaik, tak ada donasi yang terlalu kecil jika dilakukan bersama-sama. Dengan Rp100.000 saja, kita bisa jadi alasan Atthallah tetap punya harapan untuk sembuh. Yuk, klik Donasi Sekarang dan bersama kita wujudkan keajaiban bagi hidup Atthallah!
Dana terkumpul
Rp 3.642.000
5 hari lagi
Dari Rp 3.510.000
Donasi
Kesehatan
Bertahun-tahun Tak Pengobatan, Berbagai Penyakit Menggerogoti Tubuh Noferyanti!
“Meski sakit, aku tetap memaksakan diri untuk bekerja. Demi upah RP20 ribu sehari hasil mencuci dan mengepel, itulah yang menjadi harapanku bertahan hidup. Namun, perlahan kondisiku kian memburuk, hingga aku didiagnosa kista rahim ketika aku hamil.”“Sejak itu, aku mulai gelisah dan ketakutan. Aku memikirkan kandunganku, juga anakku yang lain yang masih kecil. Tapi aku tidak ada biaya dan hanya bisa menjalani terapi sederhana. Sayangnya, kondisiku semakin memburuk hingga ternyata penyakit lain mulai menggerogoti tubuhku…Namaku Noferyanti Gea (43 thn), sejak remaja aku sudah terbiasa hidup dengan rasa sakit. Di usia 15 tahun aku sering muntah darah dan pusing setiap hari sampai mimisan. Namun karena ekonomi keluargaku sangat sederhana, aku tak pernah benar-benar bisa berobat. Bahkan, aku harus berhenti sekolah karena orangtuaku tak sanggup lagi membiayai. Ayahku kala itu jatuh sakit parah dan tidak bisa bekerja. Akhirnya, meski tubuhku sendiri lemah, aku memilih bekerja untuk membantu ibu mencari nafkah.Namun, bekerja justru membuat penyakitku sering kambuh! Aku tidak punya biaya untuk pergi ke rumah sakit, sampai akhirnya ibuku hanya bisa membawaku berobat herbal di kampung. Sayangnya, semua itu tak banyak membantu.Aku terus memaksakan diri bekerja, hingga suatu hari aku pingsan di kebun karet dan sempat dilarikan ke rumah sakit. Itu pun aku hanya dirawat sebentar karena terpaksa pulang, sebab aku tidak mampu menanggung biaya rumah sakit.Hingga ketika aku hamil, aku harus menjalani operasi karena kista ovarium. Aku kira penderitaanku karena penyakit hanya sampai di situ, tapi ternyata tubuhku semakin kurus dan kondisiku semakin memburuk.Suamiku bekerja serabutan dengan penghasilannya tak menentu. Sementara aku tetap berusaha bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga karena biaya kebutuhan anak begitu besar. Tapi aku kembali drop dan lagi-lagi dilarikan ke rumah sakit.Kali ini hasil pemeriksaan dokter membuatku hampir putus asa. Aku didiagnosa asam lambung kronis dan jantung koroner. Dokter bahkan merujukku untuk berobat ke rumah sakit yang lebih besar. Namun, kondisi ekonomi keluargaku sama sekali tidak memungkinkan. Aku tidak tahu lagi harus bagaimana? Aku sering merasa menjadi beban bagi keluarga, tapi aku juga takut nyawaku terancam bila tidak melanjutkan pengobatan. Aku berharap bisa sembuh dan bisa kembali pulang, karena aku sudah sangat merindukan anak-anakku. Saat ini aku membutuhkan biaya transportasi berobat dari Dumai ke Pekanbaru, obat yang tidak dicover BPJS, biaya selama merantau untuk berobat, dan kebutuhan lainnya. #TemanBaik, tak ada donasi yang terlalu kecil jika dilakukan bersama-sama. Dengan Rp100.000 saja, kita bisa jadi alasan Ibu Noferyanti tetap punya harapan untuk sembuh. Yuk, klik Donasi Sekarang dan bersama kita wujudkan keajaiban bagi hidup Ibu Noferyanti!
Dana terkumpul
Rp 2.196.001
9 hari lagi
Dari Rp 20.286.000
Donasi
Anak
Setahun Lebih Tak Kunjung Operasi, Rianti Bertahan dari Kelainan Jantung
“Dokter telah memasang ring kedua kalinya pada anak saya karena tak kunjung mendapat jadwal operasi. Kami sudah kehabisan biaya, saya hanya penjual seblak di depan rumah, itu pun sambil menggendong anak. Anak saya belum bisa berjalan, tapi semangatnya sangat tinggi untuk belajar berjalan sambil berpegangan. Bahkan Ia sampai kelelahan dan ngos-ngosan, ketika saya suruh berhenti dia akan menangis.” -Refti Ika Purwanti, Orang tua Rianti-Anak ketiga saya, Rianti Anindira Kanza (2 thn), didiagnosa kelainan jantung bawaan. Penyakit ini terlihat saat usianya 6 bulan, yaitu kuku tangan, kaki, hingga bibirnya tampak membiru. Kondisinya semakin parah ketika menangis, Ia akan mengalami sesak nafas. Saya akhirnya membawa anak periksa ke dokter, hasilnya buat saya terkejut. Salah satu katup jantung Rianti tidak terbentuk sempurna dan terjadi penyempitan pembuluh darah. Dokter langsung mengambil tindakan kateterisasi dan pemasangan ring di jantung anak saya agar tidak mengalami sesak.Anak saya dirujuk untuk melanjutkan pengobatan di Jakarta untuk operasi. Saya nekat menjual semua harta yang saya punya demi bisa membawa anak dari Karimun, Riau, menuju Jakarta. Tapi sesampainya di Jakarta, anak saya tidak bisa langsung mendapatkan tindakan karena harus mengantri.Hampir 2 bulan saya menunggu jadwal operasi anak di Jakarta, tapi hasilnya nihil. Akhirnya kami pun kembali pulang ke kampung tanpa adanya tindakan apapun pada anak saya. Saya sudah kehabisan biaya hidup selama di Jakarta. Kini sudah setahun lebih anak saya masih belum juga mendapatkan kabar mengenai jadwal operasi. Selama ini anak saya hanya melakukan kontrol rutin ke rumah sakit di kota. Tentu saja kondisi anak saya memburuk, Ia semakin membiru dan sulit menelan makanan.Anak saya masih harus terus menjalani kontrol rutin ke rumah sakit di kota yang tidak ditanggung BPJS, saya sudah tidak ada biaya. Penghasilan suami saya juga terbatas meski saya juga sudah bantu kerja tambahan. Anak saya masih butuh dana untuk operasi, transportasi ke rumah sakit, obat yang tidak dicover BPJS, susu, dan kebutuhan anak lainnya.#TemanBaik, mari bantu Rianti agar bisa melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!
Dana terkumpul
Rp 21.160.000
6 hari lagi
Dari Rp 20.730.000
Donasi