Kategori Campaign
Panggilan Mendesak
Kesehatan
Tukang Cuci Sampai Tak Bisa Berjalan Berjuang dari Pengapuran
“Penyakit ini merenggut hidupku perlahan! Kini aku tak lagi mampu mencuci dan menyetrika, pekerjaan yang dulu menjadi penopang hidupku. Kini, hilang sudah upah Rp70 ribu per hari yang selalu menjadi harapanku untuk bisa bertahan hidup selama ini…”Aku Sariyah (59 thn), baru saja diagnosa pengapuran pada tulang kakiku. Sakit ini sebenarnya sudah lama kurasakan, tapi selalu kutahan. Namun, kian hari penyakit ini semakin tak tertahankan, kakiku sakit luar biasa hingga kepalaku pun sering berdenyut hebat.Kini, kakiku sudah tak lagi sanggup menopang tubuhku dan aku harus berjalan dengan bantuan tongkat. Dokter telah memberikanku obat, tapi rasa nyeri di kakiku terus menghantui bahkan dengan sedikit gerakan saja. Hari-hariku penuh dengan rintihan. Aku terpaksa memakai pampers karena tak sanggup lagi bolak-balik ke kamar mandi. Segala aktivitas terganggu, bahkan untuk beribadah dan mencari nafkah pun aku tak lagi mampu. Sementara aku butuh biaya untuk pengobatan.Suamiku sudah tidak lagi bekerja , hidupku kini bagaikan jalan buntu, hanya bisa mengandalkan keponakan. Itupun hanya sekedarnya saja, karena Ia hanya kerja serabutan. Keponakan merupakan harapanku satu-satunya, bahkan pernah saat subuh kakiku tiba-tiba sakit sekali dan Ia rela datang yang mengantarkanku ke rumah sakit. Namun, pengobatanku masih panjang dan aku tak mungkin terus-menerus mengandalkan keponakanku.Saat ini, aku membutuhkan biaya untuk transportasi ke rumah sakit, membeli pampers dewasa, membeli susu untuk tulang, dan kebutuhan lainnya. #TemanBaik, tak ada donasi yang terlalu kecil jika dilakukan bersama-sama. Dengan Rp100.000 saja, kita bisa jadi alasan Ibu Sariyah tetap punya harapan untuk sembuh. Yuk, klik Donasi Sekarang dan bersama kita wujudkan keajaiban bagi hidup Ibu Sariyah!
Dana terkumpul
Rp 1.064.000
6 hari lagi
Dari Rp 3.620.000
Donasi
Anak
Organ Hati Ahmad Rusak dan Perutnya Bengkak Nyaris Pecah Akibat Atresia Billier
“Anakku terancam kehilangan nyawanya sejak usianya baru 10 hari! Ia seolah direnggut dari pelukanku karena harus menginap di rumah sakit akibat atresia billier, penyakit yang hanya menyerang 1 dari 15.000 bayi.”“Kini, empedu dan hati anakku rusak, perutnya sampai bengkak dan nyaris pecah! Upaya pengobatan 8 bulan justru berujung komplikasi. Satu-satunya jalan Ahmad untuk sembuh hanya cangkok hati! Masalahnya, harus mencari biaya kemana?” -Wulan Puji, Orang tua Ahmad-Anakku, Ahmad Ubaidillah (10 bln), adalah jawaban dari doa dan penantianku dan suami. Ia lahir sehat, melengkapi kebahagiaan keluarga kecil kami. Tapi, nahas, takdir pahit datang begitu cepat, bahkan saat usianya baru 10 hari.Senyum riangnya sirna, berganti rintihan kesakitan dan tubuhnya yang tiba-tiab berwarna kuning. Hingga suatu malam, anakku BAB dan muntah darah! Dengan tangan gemetar, aku nekat membawanya menempuh 6 jam perjalanan ke rumah sakit di kota.Dokter mengatakan anakku mengalami kelainan pada saluran empedunya (atresia billier), dan usianya terancam hanya sampai 2 tahun jika tak operasi. Seketika tangisku pecah, apalagi aku tidak mampu untuk membawanya operasi ke Jakarta karena kendala biaya.Aku bukanlah dari kalangan keluarga berada, suamiku hanya buruh tani di perkebunan kelapa sawit. Penghasilan suamiku tergantung dari hasil panen yang tak menentu, pas-pasan, apalagi harus dibagi untuk menghidupi kami dan 3 anak.Di tengah keputusasaan, Allah menghadirkan pertolongan. Kepala desa bersama warga bergotong royong menggalang donasi hingga kami bisa membawa Ahmad dari Riau ke Jakarta untuk berobat. Anakku sedang menjalani pengobatan rutin, dari mulai minum obat dan vitamin hingga suntik anti pendarahan.Namun, kondisi anakku masih sering mual, muntah, perutnya masih bengkak dan tubuhnya masih kuning. Semenjak di Jakarta, aku dan suami meninggalkan semuanya, termasuk pekerjaan. Sementara, kian hari pengeluaran semakin membengkak dan biaya operasi cangkok hati juga fantastis.Anakku sangat membutuhkan biaya transportasi ke rumah sakit, tes laboratorium, screening pendonor, pembelian obat dan vitamin yang tidak dicover oleh BPJS, susu khusus, pampers,dan kebutuhan pasien lainnya.#TemanBaik, tak ada donasi yang terlalu kecil jika dilakukan bersama-sama. Dengan Rp100.000 saja, kita bisa jadi alasan Ahmad tetap punya harapan untuk sembuh. Yuk, klik Donasi Sekarang dan bersama kita wujudkan keajaiban bagi hidup Ahmad!
Dana terkumpul
Rp 41.727.001
2 hari lagi
Dari Rp 27.660.000
Donasi
Anak
Operasi Jantung Satu-satunya Jalan Rafasya Bisa Bertahan Hidup
“Rafasya saat ini sedang menjalani operasi bedah jantung. Aku sangat tegang dan ketakutan, memikirkan anakku harus berjuang di meja operasi untuk bertahan hidup. Beribu doa aku panjatkan, berharap hasilnya baik.” -Rika Laras Fauziah, Orang tua Rafasya.Tak terhitung berapa kali anakku, Muhamad Rafasya Alfarizi (4 thn), mengalami sakit, kejang hingga membiru saat itu. Anakku dilarikan ke UGD dan dokter langsung mencurigainya sakit jantung. Pemeriksaan mendalam dilakukan, ternyata hasilnya anakku memang sakit jantung sesuai dugaan dokter.Rumah sakit di daerah saat itu tidak sanggup menangani anakku hingga Ia dirujuk pengobatan di Jakarta. Tak hanya hancur, tapi hatiku semakin terpuruk karena bingung tidak ada biaya untuk membawa anak berobat ke Jakarta. Hingga akhirnya aku dan suami sepakat menjual harta yang ada di rumah.Aku pun membawa anak pengobatan dari Bogor ke Jakarta. Dokter saat itu melakukan tindakan memasang selang panjang melalui pembuluh darah yang diarahkan ke jantung Rafasya. Tapi setelah itu tidak ada perubahan, anakku tetap mengalami sakit, kejang, hingga membiru.JIka kambuh, Rafasya biasanya akan mengalami sesak nafas. Setelah 3 tahun lamanya, akhirnya dokter memutuskan agar anakku menjalani operasi. Rasanya aku sangat bersyukur, tapi juga sangat tegang memikirkan dada anakku dibedah.Selain itu, pikiranku saat ini campur aduk. Tak hanya karena kondisi anakku, tapi juga masalah biaya. Pengobatan anak di Jakarta menghabiskan biaya yang sangat besar. Apalagi proses pengobatan setelah operasi masih panjang.Suamiku bekerja sebagai pedagang yang penghasilannya tidak menentu. Sedangkan aku merupakan ibu rumah tangga. Anakku masih butuh biaya untuk kontrol rutin bolak-balik ke Jakarta, obat-obatan yang tidak tercover BPJS, susu, hingga kebutuhan lainnya selama proses penyembuhan anak.#TemanBaik, mari bantu Rafasya agar bisa melanjutkan pengobatan dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!
Dana terkumpul
Rp 13.561.000
10 hari lagi
Dari Rp 23.017.000
Donasi