Kategori Campaign
Panggilan Mendesak

Kesehatan
Kedua Kakinya Rentan Bernanah, Ayah Saya Berjuang dari Diabetes
“Luka di kaki ayah saya rentan bernanah hingga akhirnya jalur operasi harus ditempuh. Kini kedua kakinya dilapisi oleh perban sepenuhnya. Lukanya tidak boleh terkena kotoran maupun pasir karena rentan infeksi. Ia hanya bisa tiduran saja, bahkan ke kamar mandi pun tidak bisa hingga Ia harus menggunakan pampers.” -Novi Jayanti, Anak dari Pak Salimudin-Berawal dari bisul, akhirnya ayah saya, Salimudin (66 thn), didiagnosa sakit diabetes melitus. Siapa sangka, benjolan kecil yang muncul di area bokongnya tak kunjung sembuh hingga berminggu-minggu. Tak hanya membuat ayah saya sulit duduk, tapi juga membuat tubuhnya lemas.Ketika ayah tak berdaya bahkan untuk sekedar bangkit, ibu saya sengaja memberikannya makanan manis dengan asumsi untuk menambah tenaga. Teh manis, kue yang manis, hingga bubur telah dikonsumsi ayah saat itu. Tapi tubuhnya justru semakin lemas tak tertahankan.Akhirnya saya membawa ayah periksa ke dokter, dan ternyata kadar gula ayah sangat tinggi hingga mencapai 500 mg. Hasil diagnosa menunjukkan ayah sakit diabetes melitus dan Tb Paru, dua penyakit mengerikan yang bisa dengan cepat menggerogoti tubuh.Ayah sempat dirawat di rumah sakit hingga akhirnya diizinkan pulang dengan syarat kontrol rutin. Badan ayah semakin kurus dan tiba-tiba muncul luka di kedua kakinya. Parahnya, penyakit ini membuat luka di kaki ayah saya susah sembuh dan semakin mengerikan. Ia juga mengalami batuk-batuk karena masalah paru-parunya.Kini ayah tak bisa bekerja maupun beraktifitas. Sebelum sakit, Ia merupakan tulang punggung keluarga dan bekerja sebagai kuli bangunan. Kini semua tabungan, emas, dan barang berharga sudah dijual untuk pengobatan ayah. Saya sudah berupaya bekerja dari pagi hingga subuh sebagai tukang jahit ongkosan, tapi tidak menutupi biaya pengobatan ayah.Saya juga sudah berupaya meminjam dana pada saudara dan minta bantuan dinas sosial. Namun proses pengobatan ayah masih terus berlarut-larut. Ayah saya saat ini membutuhkan biaya transportasi ke rumah sakit, obat yang tidak tercover BPJS, susu khusus diabetes, alat medis untuk perawatan luka kakinya, dan kebutuhan lainnya.#TemanBaik, mari ringankan beban sakit Pak Salimudin dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!
Dana terkumpul
Rp 1.733.000
14 hari lagi
Dari Rp 16.827.000
Donasi

Anak
Anak Kuli Bangunan Berjuang Melawan Meningitis TB dan Hidrosefalus
Senyum ceria Febrian (11 bulan) seolah-olah lenyap begitu saja. Kebahagiaan kami sebagai orang tuanya berubah menjadi kesedihan dan kekhawatiran saat anak kami divonis menderita meningitis TB dan hidrosefalus.Semua berawal saat usianya baru 6 bulan. Tiba-tiba Febrian mengalami demam tinggi serta kejang-kejang. Bahkan ketika sudah dibawa ke RSUD "45" Kuningan, ia masih terus kejang sampai tak sadarkan diri.Hasil CT Scan menyatakan bayi kami menderita hidrosefalus yang mengharuskannya menjalani operasi pemasangan selang agar kepalanya tidak semakin membesar karena cairan yang menumpuk di kepalanya.Di samping itu, Febrian juga harus rutin menjalani pengobatan selama satu tahun untuk penyembuhan penyakit meningitis TB-nya. Kami sebagai orang tua tentunya sudah melakukan berbagai cara agar Febrian bisa sembuh.Namun penghasilan ayahnya sebagai kuli bangunan hanya cukup untuk kebutuhan-sehari-hari saja. Sedangkan biaya kebutuhan dan pengobatan Febrian cukup banyak mengingat Febrian masih menjalani pengobatan rutin setiap bulannya. Kami sangat membutuhkan bantuan TemanBaik agar anak kami bisa selamat dan sembuh dari meningitis TB dan hidrosefalus. Sedikit bantuanmu sangat berharga untuk Febrian yang saat ini masih terus berjuang. TemanBaik, maukah membantu Febrian, anak kami? Bantuan dapat disalurkan dengan cara klik Donasi Sekarang
Dana terkumpul
Rp 1.978.010
1 hari lagi
Dari Rp 12.399.000
Donasi

Anak
Single Parent Berjuang untuk Anaknya yang Menderita Infeksi Pernapasan dan Gizi Buruk
Tubuh anakku sangat kecil dan rapuh, seolah gampang hancur!Hatiku perih melihatnya, namun aku sendiri terperangkap dalam keterbatasan. Kaleng susu yang kosong jadi saksi bisu betapa aku tak mampu memberikan yang terbaik. Setiap pilihan terasa menyesakkan, harus mencari nafkah atau mengurus anak yang sakit? -Sya’adah, orang tua Syakira-‘Maaf ya nak, hidup yang harus kamu jalani begitu berat,’ kalimat itu yang selalu ku ucapkan setiap menatap wajah anakku, Syakira Azkia Qatrunnada (11 bln). Sejak dalam kandungan, anakku spesialku tak pernah merasakan kelegaan di hidupnya.Awalnya dokter mendiagnosa Syakira mengalami stres, karena tidak sengaja meminum air ketuban dan memakan kotorannya sendiri saat dalam kandungan. Begitu lahir, tubuhnya membiru dan napasnya sesak. Perawatan intensif yang menyelamatkan hidupnya.Setiap diagnosis membuatku patah hati, Ia dinyatakan pneumonia berat, gizi buruk, sindrom Edward, hormon hipotiroid, dan tulang belakangnya dinyatakan ada yang kurang. Sampai sekarang, Ia masih bergantung pada selang NGT yang ditancapkan ke hidungnya sebagai saluran makan. Ia belum bisa tengkurap maupun mengoceh seperti anak seusianya.Pengobatan rutin masih dilakukan, aku selalu berupaya membawanya berobat ke rumah sakit di Yogyakarta meski harus menempuh perjalanan jauh dari Brebes. Namun, kondisinya justru semakin menurun, tiba-tiba Ia mengalami demam tinggi hingga dilarikan ke rumah sakit.Hatiku begitu hancur dan hilang arah ketika anakku yang dalam kondisi mengkhawatirkan tidak dapat kamar di rumah sakit. Hingga menjelang jam 4 subuh, anakku tiba-tiba kejang tanpa henti selama 3 jam dan dilarikan ke ruang PICU. Ia kritis!Aku berharap anakku bisa mendapatkan pengobatan terbaik, namun ongkos untuk membawanya kontrol rutin ke rumah sakit di luar kota sangat berat. Belum lagi biaya obat yang tidak dicover BPJS, susu untuk gizinya, selang NGT yang harus rutin diganti hingga kebutuhan lainnya selama berobat di luar kota.#TemanBaik, mari bantu Syakira untuk melanjutkan pengobatannya dengan cara klik Donasi Sekarang di bawah ini!
Dana terkumpul
Rp 18.172.009
7 hari lagi
Dari Rp 12.077.204
Donasi